Memaknai Hakikat Kemenangan untuk Membangun Jiwa-jiwa Peluang

foto: tengokdanrasa.blogspot.com
PKS Cikarang Timur - Hakikat dakwah apapun situasi dan kondisinya selalu berada dalam konteks “Menang” tidak ada istilah “kalah”. Allah SWT berfirman :

Katakanlah (Muhammad), “Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan (menang atau mati syahid). Dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan azab kepadamu dari sisi-Nya, atau (azab) melalui tangan kami. Maka tunggulah, sesungguhnya kami menunggu (pula) bersamamu,” (QS. At Taubah : 52)

Ayat ini menjelaskan bahwa tak ada yang ditunggu-tunggu kecuali 2 kebaikan yaitu Menang atau Syahid, sedangkan orang kafir akan merasakan binasa dikarenakan azab yang diberikan oleh Allah atau binasa melalui tangan kita.

“Mereka membantahmu (Muhammad) tentang kebenaran setelah nyata (bahwa mereka pasti menang), seakan-akan mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab kematian itu. Dan (ingatlah) ketika Allah menjadikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah untukmu. Tetapi Allah hendak membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya dan memusnahkan orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya, agar Allah memperkuat yang hak (Islam) dan menghilangkan yang batil (Syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya,” (QS. Al Anfal : 6-8)

Disini pula sama dijelaskan bahwa merekamembantahmu tentang kebenaran yang telah nyata yaitu bahwa mereka pasti menang.

Jadi sudah jelas pada dasarnya hakikat dakwah itu akan menang bukan kalah, berapapun ikhtiar yang telah kita lakukan bukan dilihat dari hasilnya melaikan prosesnya.

Hakikat Kemenangan (Taddabur QS. Al Fath : 1-5)
• Ampunan (Cara : Intropeksi diri skala pribadi dan skala jama’ah, kemudian bertaubat dan mengadakan perbaikan)
• Disempurnakan nikmat (ikhtiarnya : hidup penuh penghayatan lalu bersyukur)
• Petunjuk ke jalan yang lurus (Jalannya dengan ilmu, musyawarah dan Istiqarah)
• Pertolongan Allah (Diantara usahanya : Tolonglah saudaramu)
• Ketenangan Jiwa (Banyak dzikrullah)
• Bertambahnya iman setelah keimanan yang telah ada (Upayanya : Majelis Ilmu, Lingkunga orang-orang shaleh, dzikrul maut dan hal-hal yang dapat meningkatkan keimanan)
• Final Kemenangan : Masuk Syurga dengan aman

Dan tenyata masuk syurga dengan cara aman ada beberapa macamnya, yaitu :

Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bahwa beliau berkata: 

"Ditampakkan beberapa umat kepadaku, maka ada seorang nabi atau dua orang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh antara 3-9 orang. Ada pula seorang nabi yang tidak punya pengikut seorangpun, sampai ditampakkan kepadaku sejumlah besar. Aku pun bertanya apakah ini? Apakah ini ummatku? Maka ada yang menjawab: 'Ini adalah Musa dan kaumnya,' lalu dikatakan, 'Perhatikanlah ke ufuk.' Maka tiba-tiba ada sejumlah besar manusia memenuhi ufuk kemudian dikatakan kepadaku, 'Lihatlah ke sana dan ke sana di ufuk langit.' Maka tiba-tiba ada sejumlah orang telah memenuhi ufuk. Ada yang berkata, 'Inilah ummatmu, di antara mereka akan ada yang akan masuk surga tanpa hisab sejumlah 70.000 orang. Kemudian Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam masuk tanpa menjelaskan hal itu kepada para shahabat. Maka para shahabat pun membicarakan tentang 70.000 orang itu. Mereka berkata, 'Kita orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya maka kitalah mereka itu atau anak-anak kita yang dilahirkan dalam Islam, sedangkan kita dilahirkan di masa jahiliyah.' Maka sampailah hal itu kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, lalu beliau keluar dan berkata, 'mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah (dimanterai), tidak meramal nasib dan tidak mita di-kai, dan hanya kepada Allahlah mereka bertawakkal." [HR. Bukhari 8270]

Ada juga yang masuk syurga melalui Hisab tapi di mudahkan yaitu jika seseorang melakukan shalatnya baik dan penuh ke khusyuan (Bab Shalat) maka Allah aka mudahkan ia melawati hisab.

Syarat-Syarat Kemenangan

A. Memiliki ciri-ciri Iman
Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayatNya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada tuha mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yang melaksanakan shalat dan menginfakka sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia,” (QS. Al Anfal 2-4)

“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyudalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang yang menunaikan zakat, dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi barangsiapa mencari di balik itu(zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya, serta orang yang memelihara shalatnya, mereka itulah orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi (syurga) Firdaus. Mereka kekal didalamnya,” (QS. Al Mu’minun : 1-11)

Kriteria yang dimaksudkan firman Allah yang dimaksudkan diatas adalah sebagai berikut :
1. Bergetar hati ketika diingatkan Allah, mudah sadar
2. Bertambah iman dengan Al Quran
3. Shalat yang khusyu
4. Infak dan Zakat
5. Menjauhkan dari hal yang sia-sia
6. Memelihaa kehormatan diri
7. Menjaga amanah dan janji
8. Tawakal

B. Memiliki sifat-sifat utama dalam pertempuran

Allah SWT berfirman :

“Dan ketika Allah memperlihatkan mereka kepadamu, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit menurut penglihatan matamu dan kamu diperlihatkanNya berjumlah sedikit menurut penglihatan mereka, itu karenaAllah berkehendak melaksanakan suatu urusan yag harus dilaksanakan. Hanya kepada Allah segala urusan dikembaikan. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berzikir dan berdoa) agar kamu beruntung. Dan taatilah Allah dan RasulNya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang (riya) serta menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah meliputi segala yang mereka kerjakan.” (QS. Al Anfal : 45-47)
Kriteria yang dimaksudkan firman Allah diatas adalah sebagai berikut :
1. Teguh hati
2. Menperbanyak dzikrullah dan doa
3. Komitmen dengan taat pada yang wajib dan sunnah
4. Bersatu dalam jamaah
5. Sabar
6. Tidak riya dan angkuh
7. Tidak menghalangi orang lain yang ingin taat

DNA Pejuang
• Kita semua punya gen pejuang (telaah awal penciptaan manusia)
• Hidup dalam skala pribadi adalah medan tempur, melebihi dalam skala jamaah
• Berjuang adalah fitrah penciptaan kita. Maka ketika kita memilih pasif, lemah, ringkih, kalah baik dalam kehidupan pribadi ataupun kehidupan dakwah. Berarti kita telah menyimpang dari fitrah pejuang yang telah ada dalam diri kita. Sesuatu yang menyimpang dari fitrah tak kan pernah sakinah!!!

“Jika semua udzur kita dipenuhi, maka tidak akan ada yang memikul dakwah ini.” (Hasan Al Banna)
Sebenarnya udzur kita bisa kita kelola dengan baik asalkan kita mampu memenej waktu serta bagaimana kuatnya diri kita dengan Allah. Niatkan segala aktivitas yang kita lakukan karena Allah serta perbanyak doa agar kita diberikan kekuatan olehNya.

Maka “Amanah itu hanya akan dipikul oleh orang-orang yang sibuk”
• Lawanlah udzur diri kita (kecuali untuk orang lain tentu ada pertimbangannya)
• Timbanglah udzur kita dengan objektif
• Sekalinya kita takluk oleh udzur kita, maka selanjutnya kita akan menjadi orang yang tertinggal bahkan terganti

Zaman Rasulullah SAW orang yang meninggalkan perang maka konsekuensinya akan di-ka’ab-kan (di asingkan). Tapi kalau zaman kita diberlakukan seperti layaknya di zaman Rasulullah, bagaimanakah rasanya diasingkan? Tentu sakit dan sedih.

Seruan Pejuang
Maka berjuanglah kalian dan menangkanlah pertempuran dengan dirimu sendiri. Lalu naikilah tangga perjuangan di medan yang lebih tinggi dan muliaderajatnya : dakwah, niscaya kalian akan temukan bahagia yang lebih berlimpah dan berkah!!!

Wallohu’alam...

@WulansariRasidi




Aplikasi Android ::: PKS Cikarang Timur | Klik Download Aplikasi Android

0 Response to "Memaknai Hakikat Kemenangan untuk Membangun Jiwa-jiwa Peluang"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: