Jadi Gubernur, Kekayaan Buya Mahyeldi Justru Menurun


PKSCikarangTimur
Sebagian kalangan menilai jika ia menjadi pejabat negara, apalagi menjadi Bupati, Walikota, Gubernur, Menteri, hartanya akan meningkat drastis selama masa jabatannya. Mereka akan menjadi kaya. Ternyata hal itu tidak terjadi pada Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi Ansharullah.

Sejak Buya Mahyeldi mengambil alih jabatan Gubernur Sumbar, ternyata kekayaan pribadi, kekayaan keluarga mengalami penurunan, laporan kekayaan Gubernur Sumbar Mahyeldi turun pada 2020. Begitu pula dengan tahun 2021.

Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2019, kekayaan Mahyeldi tercatat sebesar Rp 3,3 miliar. Namun, pada 2020, pelepasan asetnya pada 2021 akan dikurangi menjadi Rp 2,5 miliar.

Penurunan terjadi karena peningkatan utang yang signifikan dari Rp 430 juta menjadi Rp 2,3 miliar yang digunakan untuk kepentingan keluarga, kepentingan ummat, kepentingan membangun Sumbar bersama.

Dikutip dari situs resmi elhkpn.kpk.go.id, Rabu (15/9/2021), Mahyeldi memiliki 10 bidang tanah dengan total Rp 2,8 miliar. Sedangkan total alat angkut dan mesin yang dimiliki Mahyeldi sebesar Rp 286 juta

Rinciannya, Mahyeldi memiliki satu unit mobil Toyota Fortuner tahun 2016 senilai Rp 136 juta, satu unit mobil Innova tahun 2011 Rp 130 juta, dan dua unit sepeda motor Honda seharga Rp 18 juta.

Ada juga barang bergerak lainnya senilai Rp 841,9 juta, uang tunai dan setara kas Rp 911 juta, barang lain-lain Rp 25 juta, dan tidak ada surat berharga.

Begitulah kondisi kekayaan Gubernur Sumbar yang sebenarnya sudah lama menjabat sebagai pejabat negara yaitu Wakil Ketua DPRD Sumbar, Wakil Walikota dan Walikota selama dua periode, sebelum dipercaya menjadi Gubernur. Sumatera Barat oleh masyarakat.

Minimnya kekayaan Buya Mahyeldi berbanding terbalik dengan fenomena pejabat lain di republik ini, yang belakangan viral kekayaannya meningkat di masa pandemi covid-19. Rilisnya bisa dilihat di beberapa media seperti detik, kompas, dan lainnya.

Di masa pandemi covid-19 yang 70,% lebih kekayaan penyelenggara negara, kondisi ini berbanding terbalik dengan masyarakat yang selama pandemi Covid-19 semakin miskin, atau kekayaannya berkurang, bahkan tidak punya pekerjaan.

Fenomena ini menjadi viral di media bahwa sebanyak 58 persen kekayaan menteri meningkat lebih dari Rp 1 miliar, 26 persen kekayaan menteri meningkat kurang dari Rp 1 miliar selama Pandemi covid-19.

Sementara itu, 45 persen kekayaan anggota Dewan meningkat lebih dari 1 miliar. Hanya 38 persen anggota Dewan yang melaporkan kekayaannya meningkat kurang dari Rp 1 miliar selama pandemi covid-19.

Tidak hanya di tingkat pusat, komisi antikorupsi juga mencatat peningkatan kekayaan pejabat daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota seperti Gubernur, Bupati, Walikota, Kepala Dinas juga meningkat.

Semoga dengan uraian penulis di atas, membuka pikiran masyarakat Sumbar bahwa Buya Mahyeldi hari ini menjabat sebagai Gubernur Sumbar murni konstruktif, mengabdi agar Sumbar Madani dapat terwujud.

Mohon doanya bersama, agar Buya Mahyeldi-Audy tetap berkomitmen menjabat sebagai Gubernur Sumbar, mengutamakan kewajiban mensejahterakan rakyat, bukan memperkaya diri oleh kelompok atau pihak tertentu seperti isu politik akhir-akhir ini. Ayo bangun Sumatera Barat [*]

Oleh: Labai Korok Piaman






 

0 Response to "Jadi Gubernur, Kekayaan Buya Mahyeldi Justru Menurun"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: