Pergantian tahun masehi selalu identik dengan
hura-hura dan panggung hiburan. Detik-detik menjelang pergantian tahun
begitu dinanti-nanti dan menjadi saat-saat yang paling mendebarkan.
Begitu jam menunjukkan pukul 00.00 tepat, secara serentak tumpah ruah
segala ekspresi yang menggambarkan berbagai macam rasa dan perasaan.
Kembang api dan petasan menghiasi angkasa tanpa henti,
panggung-panggung hiburan langsung menghentak dengan suara yang tak
kalah menggelegar dan tentu saja yang tidak pernah ketinggalan bunyi
terompet saling bersahutan.
Semua penggila perayaan malam tahun baru seolah-olah melepaskan semua
beban yang selama ini menghimpit mereka di tahun sebelumnya. Mereka
lepaskan setinggi-tingginya dan sejauh-jauhnya agar di tahun yang akan
datang mereka masuki dengan perasaan yang lepas tanpa beban apapun.
Hembusan nafas seolah-olah lebih lapang tak menyesakkan dada, bertiup
jauh seiring dengan hembusan nafas kala mereka meniupkan terompet atau
menyanyikan lagu mengikuti irama di panggung-panggung hiburan.
Namun mereka lupa bahwa di sudut lain dari hiruk pikuknya perayaan
tahun baru, sekelompok hamba Allah tengah khusyuk bertafakkur dalam
dzikir-dzikir panjangnya.
Saat-saat seperti ini menjadi waktu yang sangat berharga dan sangat
sayang untuk dilewatkan. Saat dimana jiwa-jiwa perindu surga melakukan
muhasabah terhadap perjalanan hidup di tahun yang lalu. Doa-doa panjang
terus dipanjatkan agar diberikan keselamatan dan keberkahan mengarungi
tahun-tahun selanjutnya.
Ketika jarum jam menunjukkan pukul 00.00 tepat, tumpah ruah seluruh
perasaan takut bercampur harap dalam sujud panjang dan tangis penuh
kerinduan kepada sang khalik. Khawatir terhadap dosa dan khilaf yang
telah diperbuat, berharap akan ampunan dan petunjuk dari sang maha
pencipta.
Lalu, di sudut manakah kita berada. Apakah hembusan nafas kita habis
untuk meniup terompet dan berdendang dalam panggung-panggung penuh
maksiat atau hembusan nafas kita ada dalam dzikir-dzikir khusyuk di
sudut malam dan sujud-sujud panjang diharibaan.
Semua terserah kita. Allah pun telah memberikan pilihan yang harus kita tentukan sendiri.
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Ash-shams (91) ayat: 8. (sbb/dakwatuna)
0 Response to "Hembusan Nafas Akhir Tahun "
Posting Komentar
Tinggalkan Pesan Anda: