Muscab PKS dan Antitesa Politik Machiavelli

PKSCikarangTimur - Ada hal menarik yang saya dapat di jagat twitter hari ini. Ada informasi sedang berlangsung Musyawarah Cabang (Muscab) PKS secara serentak di 30 kecamatan Kota Bandung, Jawa Barat. Sementara itu di Kabupaten Bekasi juga dilaksanakan hajat serupa. Sebagai orang yang gemar menganalisis politik Islam, fenomena di atas mengingatkan saya pada sosok Niccoli Machiavelli.

Siapa yang tak kenal Machiavelli? Filsuf politik kelahiran Italia itu terkenal dengan ide-ide "gilanya" saat berbicara soal politik dan kekuasaan. Dalam bukunya yang melegenda The Prince atau Sang Pangeran, Machiavelli mengajarkan kepada kita bagaimana cara merebut kekuasaan dan mempertahankannya.

Secara gamblang ia meminta kita untuk merebut kekuasaan dengan cara apapun dan mempertahankannya juga dengan berbagai cara. Tak peduli cara-cara tersebut kotor dan bertentangan dengan moralitas agama. Yang terpenting kekuasaan bisa diperoleh dan dapat dipertahankan dalam genggaman tangan. Karena itu, jika ada praktek-praktek politik kotor maka kerap dinisbatkan sebagai politik Machiavelli.

Tapi apa yang terjadi di Kota Bandung, lalu Kabupaten Bekasi dan wilayah lain di Indonesia hari ini justru paradoks dengan pemikiran Machiavelli. Proses pergantian kepemimpinan dalam muscab berjalan smooth. Tak ada usaha meraih pucuk pimpinan partai tertinggi di tingkat kecamatan tersebut. Jangan bayangkan ada meja yang dipukul atau kursi melayang. Jangan pula membayangkan peserta sidang ramai-ramai maju mengerubungi pimpinan sidang. Atau politik uang bertebaran di arena sidang.

Di partai lain, bisa jadi pemandangan seperti itu bisa dengan mudahnya kita temukan. Maklum, kursi ketua DPC dapat dijadikan sebagai batu loncatan menjadi caleg sehingga secara all out berusaha merebutnya.

Tak hanya dalam muscab fenomena estafet kepemimpinan di PKS berlangsung mulus. Di tingkat kabupaten/kota, provinsi hingga nasional hal tersebut juga terjadi.
Inilah yang saya namakan sebagai antitesa politik Machiavelli. Hal yang saat ini menjadi barang mewah dalam dunia politik di Tanah Air.

Di saat partai lain kerap gontok-gontokan saat melaksanakan pergantuan pengurus, PKS justru berkebalikannya. Bahkan informasi yang saya dapat dari sahabat yang menjadi kader PKS, di partai dakwah itu para kadernya saling mempersilakan menjadi pimpinan partai.

Pertunjukkan demokrasi high class ala PKS ini patut diteladani oleh partai lain. Karena hanya dengan cara inilah praktek politik di negeri tercinta terhindar dari ajaran Machiavelli.

Erwyn Kurniawan
(Alumnus Ilmu Politik Universitas Nasional)





 

0 Response to "Muscab PKS dan Antitesa Politik Machiavelli"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: