Surat Suara Dihilangkan, Tim Prabowo-Hatta Lapor Polisi |PKS CIKARANG TIMUR

PKS Cikarang Timur - Upaya menghilangkan surat suara sebagai bukti untuk sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 di Mahkamah Konstitusi dilakukan di seluruh Kecamatan di Jakarta Utara, Rabu (23/7) tadi malam. Surat suara tersebut diambil secara paksa dari kotak suara yang sudah disegel sejak hari pemunguran suara pada Rabu, 9 Juli lalu. Sementara di PPK Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, kotak suara beserta isinya dibawa orang tidak dikenal dengan truk. Semua peristiwa tersebut sudah dilaporkan tim saksi Koalisi Merah Putih ke Polisi.

Ketua Tim Pemenangan Koalisi Merah Putih Muhammad Taufik mengungkapkan kejanggalan ini disaksikan setelah saksi-saksi Prabowo-Hatta diminta hadir ke PPK tanpa undangan resmi, melainkan hanya melalui telepon maupun SMS. Saksi-saksi tersebut kemudian segera menuju PPK dan menemukan kotak suara dalam keadaan dibuka terlebih dulu atau bahkan sudah diangkat ke truk.

"Undangan untuk saksi diberikan ketika sudah diketahui ada pembukaan kotak, misal di Koja undangan diberikan jam 11 di tempat. Ada upaya penghilangan barang bukti dari yang kita tuntutkan (untuk pemungutan suara ulang di MK), karena kotak sudah ada yang masuk truk dan dokumen sudah di plastik di luar kotak dan kita tidak tahu mau dibawa kemana," ungkap Taufik.

Semua upaya pembongkaran kotak suara sampai pemberian undangan ini tidak punya dasar hukum dan diduga akal-akalan agar surat suara dapat dihilangkan, sehingga bukti-bukti digital yang sudah direkapitulasi saksi Prabowo-Hatta menjadi tidak sesuai, karena surat suaranya sudah dihilangkan. "Ini proses penghilangan barang bukti, bukan mau menjalankan rekomendasi Bawaslu, karena seharusnya ada surat resmi dan ada prosedurnya, tapi ini tidak!" ungkap Taufik.

Taufik sendiri mengungkapkan saksi Jokowi-JK hadir saat peristiwa ilegal ini. Namun, saksi Jokowi-JK hanya hadir sejenak untuk kemudian pergi tanpa bergabung dengan saksi Prabowo-Hatta untuk melaporkan peristiwa ini ke Polisi. Taufik menyesali saksi Jokowj-JK yang terkesan membiarkan hal ini tanpa ikut melapor dan mempertanyakan mengapa sampai ada penghilangan surat suara.

"Ini ada kejahatan. Ada tindakan kriminal. Kalau mereka merasa tidak bersalah, sabar aja, tidak perlu menghilangkan surat suara atau kotaknya," ungkap Taufik.[pks.or.id]