Ramadhan, di Mana Saja di Mesir Tak Malu Baca Quran

PKS Cikarang Timur - bulan suci Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan ini, Allah subhanahu wata’ala “mengobral” pahala kepada hamba-hambanya yang beriman.

Rupanya, pahala dan kemuliaan seperti inilah yang banyak diburu warga Mesir.

Meski perayaan bulan Ramadhan tidak begitu semarak seperti di Indonesia. Namun suasana ibadahnya sangat terasa. Masyarakatnya berlomba-lomba meraih obral pahala yang Allah sediakan, terutama berlomba baca Al-Qur’an.

Di mana setiap Muslim berlomba-lomba untuk mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak mungkin.

Masyarakat mesir sangat terkenal dengan lengketnya interaksi mereka dengan Al-Qur’an, meskipun pada bulan selain Ramadhan.

Di bulan Ramadhan, mereka jauh lebih getol. Karena pada umumnya mereka tahu pahalan di bulan Ramadhan sangat besar dan berlipat ganda.

“Pada bulan ini, Allah lipatkan pahala bagi hamba-hamba-Nya. Apalagi bacaan Al-Qur’an, setiap hurupnya adalah 10 kebaikan. Pada bulan ini dikalikan menjadi 70 kali lipat,” ujar Ahmad, siswa SMP kelas dua di sebuah sekolah di Kairo kepada hidayatullah.com.

“Biasanya saya khatam dua kali selama bulan Ramadhan. Tiap hari saya baca minimal satu setengah juz. Kalau lagi semangat bisa sampai tiga juz,” tambahnya.

Banyak juga remaja lain yang membuat rencana mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak mungkin pada bulan suci ini.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Yahya, pelajar SMP kelas dua, yang senantiasa shalat di shaf paling depan.

“Saya berusaha mengkhatamkan Al-Qur’an tiga kali selama bulan ini (Ramadhan). Jadi setiap hari saya harus baca minimal tiga juz agar setiap sepuluh hari saya khatam,” ujarnya kepadahidayatullah.com.

Selain remaja-remaja pelajar, para pekerja juga tidak mau kalah dalam berbuat kebaikan, khususnya dalam mengkhatamkan Al-Qur’an.

Mereka menyempatkan diri selepas shalat fardhu untuk membaca Al-Qur’an.
Di manapun, tetap membaca Al-Quran

Di manapun, tetap membaca Al-Quran

“Setiap bulan Ramadhan saya mengkhatamkan Al-Qur’an kadang dua kali kadang tiga kali. Setiap hari saya baca bisa sampai dua atau tiga juz, sesuai kondisi,” ujar Ahmed, penjaga salah satu apartemen di Kairo kepada hidayatullah.com.

Ishom, seorang pekerja di Kementrian Keuangan Mesir mengaku agak lambat mengkhatamkan Al-Qur’an.

“Wallaahi, untuk bulan ini saya belum khatam sekalipun. Sepuluh hari pertama saya baca agak lambat, soalnya saya sibuk bekerja. Sampai hari ini, saya baru baca sembilan juz.Tapi nanti sepuluh hari kedua dan terakhir, InsyaAllah akan lebih cepat,” ujar Ishom kepada hidayatullah.com.

Murottal

Untuk menghadirkan bulan suci Ramadhan lebih bernuansa Al-Quran, banyak warung-warung, bengkel, restoran bahkan sampai kafe-kafe tempat nongkrong dan nonton yang memutar murattal Al-Qur’an.

Tidak sedikit pula para penjual yang memanfaatkan waktunya untuk membaca Al-Qur’an sambil menunggu pembeli.

Begitu pula orang-orang yang sedang di perjalanan, mereka tak lupa membawa mushaf untuk mereka baca ketika di dalam transportasi umum. Sambil duduk atau bahkan sambil berdiri.

Suasana seperti ini mampu mempengaruhi orang-orang luar yang hidup di Mesir untuk larut dalam suasana yang begitu nyaman dalam fastabiqul khairat.

Seperti halnya yang dirasakan oleh Auliya, seorang pelajar dari Indonesia yang baru pertama kalinya puasa Ramadhan di Mesir.

“Ramadhan di sini, meskipun perayaannya tidak semarak di Indonesia, tapi ibadahnya yang disemarakkan,” ujarnya kepada hidayatullah.com.*/Jundi Iskandar, korespondenhidayatullah.com di Mesir. [pkscibitung]



Aplikasi Android ::: PKS Cikarang Timur | Klik Download Aplikasi Android

0 Response to "Ramadhan, di Mana Saja di Mesir Tak Malu Baca Quran"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: