Makna Pemimpin Dalam Perspektif Islam

PKS Cikarang Timur - Ustadz Sholihun menyampaikan tentang makna kepemimpinan dalam perspektif Islam dihadapan para santri dan jamaah dalam kajian rutin di Islamic Centre Al Muhtadin Seturan Jogja, Rabu (21/05) malam.

Beliau menyampaikan perihal pemimpin yang dibagi dalam 7 kelompok manusia yang akan mendapat naungan Allah SWT. Salah satunya yang mendapat naungan-Nya adalah pemimpin yang adil. Pemimpin dalam kelompok tersebut menjadi urutan pertama.

"Pernahkah rekan-rekan berpikir atau bertanya-tanya, kenapa dari 7 kelompok manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya itu Allah menyebutkan pemimpin yang adil dalam urutan pertama?", tanya ustadz Sholihun.

Penyampaian ustadz Sholihun juga ditegaskan oleh rasulullah dalam sebuah hadist sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw, beliau bersabda:
“Ada tujuh kelompok yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya yaitu: Pemimpin yang adil, remaja yang senantiasa beribadah kepada Allah ta’alaa, seseorang yang senantiasa hatinya dipertautkan dengan masjid, dua orang yang saling cinta mencintai karena Allah dimana keduanya berkumpul dan berpisah karena-Nya, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh wanita bangsawan lagi rupawan, lalu menjawab: “sesungguhnya saya takut kepada Allah”, seseorang yang mengeluarkan shadakah kemudian ia merahasiakannya sampai-sampai tangan kiri tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian kedua matanya meneteskan air mata,” (HR.Bukhari dan Muslim).

Ibrah dari kajian yang disampaikan Ustadz Sholihun yang juga sebagai pembina asrama di Islamic Centre Al Muhtadin adalah jika seorang pemimpin itu adil, profesional dalam tugas-tugasnya, dan setiap kebijakan yang dikeluarkannya ditujukan untuk mencegah rakyatnya dari kemaksiatan dan mendekatkan kepada ketaatan kepada-Nya, maka efek kebermanfaatannya akan jauh lebih besar daripada ulama-ulama yang berceramah dari masjid ke masjid.

Salah seorang santri bernama Azka Hasyami, mencoba menuliskan dan memaparkan tentang pandangan pemimpin dalam perspektif Islam dari kajian yang disampaikan ustadz Sholihun. Berikut tulisannya:


Pemimpin dalam perspektif Islam ada 2 hal. Menjadi seorang pemimpin itu seperti menempatkan satu kakinya di Surga dan satu kakinya di Neraka. Pertama adalah jika pemimpin itu adil, dan mendekatkan rakyatnya kepada ketaatan kepada-Nya, maka insya Allah surga baginya.

Namun jika sebaliknya yang kedua, insya Allah neraka baginya dan bayangkan saja 240 juta lebih rakyat Indonesia akan menuntut akan pertanggung jawaban seorang pemimpin di kemudian hari.

Mari kita untuk menelaah lebih dalam masing-masing calon yang ada. Seperti mendalami, pahami, pelajari, kritisi calon presiden menjelang di tahun ini, Ketika kita tidak menemukan mereka dengan ke-Islaman yang baik, maka minimal carilah orang-orang yang keberpihakan terhadap Islamnya baik.

Siapapun itu. ini bukan bermaksud SARA atau sejenisnya, tapi bagaimanapun atau apapun agama kita, kita ingin pemimpin yang bisa mengayomi, melindungi, dan menghargai kebebasan beragama kita bukan?

Dalam toleransi yang tidak pilih kasih dan salah makna. Umat muslim berhak untuk mendapatkan perlindungan, berhak mendapatkan pemimpin yang membuat muslim nyaman dalam menjalankan agamanya termasuk menjalankan seluruh syariatNya yang memang syumul (menyeluruh).

Tentunya yang mengatur segala hal dari kita bangun tidur hingga kita tidur kembali, dari ibadah sampai yang sifatnya publik semacam tata ekonomi dan tata kenegaraan. [azka/hs/pksciktim.org]

sumber: azkahasyami.blogspot.com



Aplikasi Android ::: PKS Cikarang Timur | Klik Download Aplikasi Android

0 Response to "Makna Pemimpin Dalam Perspektif Islam"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: