PKS Cikarang Timur - Jika
Anda memutar ulang ingatan Anda pada kisah 1998, Sebagai Mahasiswa
angkatan 98 Saya mencoba mengingatkan Anda bahwa begitu banyak
saudara-saudara Kita tewas dalam perebutan kekuasaan dari Rezim Soeharto
yang otoriter dan Kita perjuangkan untuk menjadi terbuka dan apa adanya
yang Kita kenal dengan Demokrasi, Saat itu lahirlah PDI-P Perjuangan
yang selama ini di kerangkeng oleh Soeharto alm dengan Partai bonekanya
“PDI” yang saat itu dipimpin Fatimah Ahmad.
Lahirlah
PKS dari Rahim dakwah Kampus seluruh Indonesia, Dakwah yang selama orde
baru di “penjarakan” soeharto dengan UU anti Subversib nya, Aktivis
ditangkapi bahkan berkumpul lebih dari 2 orang diawasi intelijen, mau
ngaji harus lihat kiri dan kanan agar tidak ketahuan intelijen, ketika
pengajian semua sandal dan sepatu dimasukan kedalam rumah, ustadz
bicaranya pelan-pelan, ada yang ngaji sambil berenang, ada yang tausiah
sambil bermain bola, bermacam-macam strategi dilakukan agar pesan-pesan
Allah SWT tersampaikan dan Ruh Islam terjaga dengan baik.
Di
Era Soeharto, anak-anak dilarang ikut pengajian oleh orang tuanya,
Jilbab-jilbab dilarang semua institusi, Saya pikir Anda yang hidup
dimasa 80 an dan 90 an merasakan itu, betapa sempit dan sulitnya
mendalami Islam. Lahirnya Reformasi oleh Aktivis Mahasiswa angkatan 98
membuka Angin baru “kebebasan” untuk berbuat baik itu.
Di era itu lahir pula, PKB dari Rahim NU, PAN dari Rahim Muhammadiyah, walaupun
akhirnya PKB pecah menjadi PKB Gusdur dan PKB non Gusdur, PAN juga
pecah menjadi PAN dan PMB (Partai Matahari Bangsa). PPP pecah menjadi
ada dua PPP dan PBR (Partai Bintang Reformasi), Puluhan Partai saat itu
lahir dan dalam perjalanannya pecah kongsi dan menjadi hilang.
Munculnya
Partai-Partai baru di Indonesia setelah Pasca Reformasi bukanlah Partai
yang lahir di era Reformasi, sebut saja GERINDRA, HANURA dan NASDEM.
Prabowo, Wiranto dan Surya Paloh dulunya adalah aktivis GOLKAR dan
sangat dekat dengan kehidupan Orde Baru yang Korup, Partai Demokrat pun
sesungguhnya sama, HARYONO ISMAN misalnya , MAX SAPACUA misalnya adalah
aktivis Golkar yang tidak dianggap remeh di GOLKAR nya, Kini mereka
berbaju Partai Demokrat.
Menurut
pandangan Saya, inilah salah satu yang merusak AGENDA REFORMASI selama
ini, Aktivis Partai berjiwa lama, berjiwa orde baru tetapi memakai baju
baru, kecuali PKS, PAN dan PKB serta PDI-P menurut Saya, tetapi PDI-P
memiliki catatan berat dalam kasus KORUPSI, dalam 5 tahun terakhir
sebagai Patai oposisis PDI-P bahkan menodainya dengan banyaknya kader
mereka terjerat Korupsi dan dihukum KPK, dalam catatan resmi ada 84
Kasus merajai juara Patai Korupsi di Indonesia diikuti DEMOKRAT dan
GOLKAR. Ini pun Kegagalan Reformasi
Menjelang
16 tahun Reformasi berlalu sejak dari 1998, sudah banyak yang dibuat
tetapi tidak sedikit yang tidak berubah, POLISI dan ABRI berpisah itu
hasil Reformasi tetapi Adu
Gengsi antara Polisi dan ABRI kini semakin meningkat, tidak jarang Kita
selalu menemukan baku hantam bahkan tembak menembak antara personel
Polisi dan Personel TNI, ini harus menjadi PR. Kemudian, Kandidat
Presiden bisa banyak dan boleh memilih siapapun tanpa paksaan, tetapi
kebiasaan Rezim baru dari masa kemasa tetap sama membatasi Pesaig dengan
President Treshold, Ah Jiwa Reformasi sudah kembali hilang dalam hal
ini, karena Partai Penguasa hari ini diisi oleh orang-orang orde baru
yang tidak jauh berbeda dengan era Soeharto.
Dengan
Reformasi dan Gerakan Mahasiswa 98 pula Kita bisa melakukan libur
bersama GONG XI FAT CAI Kaum Tionghoa, tetapi oknum-oknum Tionghoa
merajalela untuk menjadi Penguasa dan berusaha menenggelamkan Pribumi
dengan kekuatan bisnis yang mereka punya. Ini masalah baru di Era
Reformasi saat ini.
Reformasi
melahirkan KPK tetapi Sayang KPK menjadi lembaga superbody anti hukum
dan menghukum Koruptor tebang pilih, KPK yang takut kepada Presiden, KPK
yang patuh pada instruksi Presiden bukan KPK yang harusnya berlaku Adil
pada siapapun termasuk Keluarga Presiden, ya Salah tetap Salah ya benar
tetap benar bukan KPK yang KASUSMU PESANANKU (KPK).
Rusaknya
Hukum meningkat dengan jual beli hukum di MK, Makelar Undang-Undang
KUHAP, Makelar dan jasa loby pengajacara, jaksa dan Hakim membabi buta,
Ini PR Reformasi yang belum terselesaikan.
Masih
ada kesempatan sesungguhnya, Pemilu 2014 ini adalah waktu untuk
mengakhirinya, Pilih yang benar-benar Reformis dan waspadai orang-orang
orde baru yang berbaju baru dengan Partai barunya, Saya tidak meyakini
ada perubahan apapun dengan terpilihnya mereka. Tidak memilihpun tidak
bijaksana karena apapun hasilnya ketika Anda tidak memilih Anda
mendukung siapapun Pemenangnya.
Untuk
itu kepada seluruh kawan-kawan aktivis 98 dimanapun saat ini berada,
apapun profesi dan kerjanya, di pemerintahan ataupun bukan, ingat kita
masih punya hutang perubahan yang di materaikan dengan darah yang harus
segera kita lunasi betapapun mahal dan beratnya. Berjuanglah semampu
Anda untuk tetap mengawal Reformasi dan Demoraksi ini, masih ada satu
kali kesempatan di tahun 2014 ini. Jika Pemilu 2014 tidak ada perubahan
sama sekali, REVOLUSI adalah harga mati untuk NKRI
Bandung, 1 Februari 2014
ADI SUPRIADI / Ahmad Muhamamd Haddad Assyarkhan
http://politik.kompasiana.com/2014/02/01/pemilu-2014-kesempatan-terakhir-agenda-reformasi-632090.html
0 Response to "Pemilu 2014 Kesempatan Terakhir Agenda Reformasi? by @assyarkhan"
Posting Komentar
Tinggalkan Pesan Anda: