Pemilu 2014 Kesempatan Terakhir Agenda Reformasi? by @assyarkhan

PKS Cikarang Timur - Jika Anda memutar ulang ingatan Anda pada kisah 1998, Sebagai Mahasiswa angkatan 98 Saya mencoba mengingatkan Anda bahwa begitu banyak saudara-saudara Kita tewas dalam perebutan kekuasaan dari Rezim Soeharto yang otoriter dan Kita perjuangkan untuk menjadi terbuka dan apa adanya yang Kita kenal dengan Demokrasi, Saat itu lahirlah PDI-P Perjuangan yang selama ini di kerangkeng oleh Soeharto alm dengan Partai bonekanya “PDI” yang saat itu dipimpin Fatimah Ahmad. 
 
Lahirlah PKS dari Rahim dakwah Kampus seluruh Indonesia, Dakwah yang selama orde baru di “penjarakan” soeharto dengan UU anti Subversib nya, Aktivis ditangkapi bahkan berkumpul lebih dari 2 orang diawasi intelijen, mau ngaji harus lihat kiri dan kanan agar tidak ketahuan intelijen, ketika pengajian semua sandal dan sepatu dimasukan kedalam rumah, ustadz bicaranya pelan-pelan, ada yang ngaji sambil berenang, ada yang tausiah sambil bermain bola, bermacam-macam strategi dilakukan agar pesan-pesan Allah SWT tersampaikan dan Ruh Islam terjaga dengan baik.

Di Era Soeharto, anak-anak dilarang ikut pengajian oleh orang tuanya, Jilbab-jilbab dilarang semua institusi, Saya pikir Anda yang hidup dimasa 80 an dan 90 an merasakan itu, betapa sempit dan sulitnya mendalami Islam. Lahirnya Reformasi oleh Aktivis Mahasiswa angkatan 98 membuka Angin baru “kebebasan” untuk berbuat baik itu. 

Di era itu lahir pula, PKB dari Rahim NU, PAN dari Rahim Muhammadiyah, walaupun akhirnya PKB pecah menjadi PKB Gusdur dan PKB non Gusdur, PAN juga pecah menjadi PAN dan PMB (Partai Matahari Bangsa). PPP pecah menjadi ada dua PPP dan PBR (Partai Bintang Reformasi), Puluhan Partai saat itu lahir dan dalam perjalanannya pecah kongsi dan menjadi hilang.
Munculnya Partai-Partai baru di Indonesia setelah Pasca Reformasi bukanlah Partai yang lahir di era Reformasi, sebut saja GERINDRA, HANURA dan NASDEM. Prabowo, Wiranto dan Surya Paloh dulunya adalah aktivis GOLKAR dan sangat dekat dengan kehidupan Orde Baru yang Korup, Partai Demokrat pun sesungguhnya sama, HARYONO ISMAN misalnya , MAX SAPACUA misalnya adalah aktivis Golkar yang tidak dianggap remeh di GOLKAR nya, Kini mereka berbaju Partai Demokrat.
Menurut pandangan Saya, inilah salah satu yang merusak AGENDA REFORMASI selama ini, Aktivis Partai berjiwa lama, berjiwa orde baru tetapi memakai baju baru, kecuali PKS, PAN dan PKB serta PDI-P menurut Saya, tetapi PDI-P memiliki catatan berat dalam kasus KORUPSI, dalam 5 tahun terakhir sebagai Patai oposisis PDI-P bahkan menodainya dengan banyaknya kader mereka terjerat Korupsi dan dihukum KPK, dalam catatan resmi ada 84 Kasus merajai juara Patai Korupsi di Indonesia diikuti DEMOKRAT dan GOLKAR. Ini pun Kegagalan Reformasi
 
Menjelang 16 tahun Reformasi berlalu sejak dari 1998, sudah banyak yang dibuat tetapi tidak sedikit yang tidak berubah, POLISI dan ABRI berpisah itu hasil Reformasi tetapi Adu Gengsi antara Polisi dan ABRI kini semakin meningkat, tidak jarang Kita selalu menemukan baku hantam bahkan tembak menembak antara personel Polisi dan Personel TNI, ini harus menjadi PR. Kemudian, Kandidat Presiden bisa banyak dan boleh memilih siapapun tanpa paksaan, tetapi kebiasaan Rezim baru dari masa kemasa tetap sama membatasi Pesaig dengan President Treshold, Ah Jiwa Reformasi sudah kembali hilang dalam hal ini, karena Partai Penguasa hari ini diisi oleh orang-orang orde baru yang tidak jauh berbeda dengan era Soeharto. 

Dengan Reformasi dan Gerakan Mahasiswa 98 pula Kita bisa melakukan libur bersama GONG XI FAT CAI Kaum Tionghoa, tetapi oknum-oknum Tionghoa merajalela untuk menjadi Penguasa dan berusaha menenggelamkan Pribumi dengan kekuatan bisnis yang mereka punya. Ini masalah baru di Era Reformasi saat ini. 

Reformasi melahirkan KPK tetapi Sayang KPK menjadi lembaga superbody anti hukum dan menghukum Koruptor tebang pilih, KPK yang takut kepada Presiden, KPK yang patuh pada instruksi Presiden bukan KPK yang harusnya berlaku Adil pada siapapun termasuk Keluarga Presiden, ya Salah tetap Salah ya benar tetap benar bukan KPK yang KASUSMU PESANANKU (KPK).
Rusaknya Hukum meningkat dengan jual beli hukum di MK, Makelar Undang-Undang KUHAP, Makelar dan jasa loby pengajacara, jaksa dan Hakim membabi buta, Ini PR Reformasi yang belum terselesaikan. 

Masih ada kesempatan sesungguhnya, Pemilu 2014 ini adalah waktu untuk mengakhirinya, Pilih yang benar-benar Reformis dan waspadai orang-orang orde baru yang berbaju baru dengan Partai barunya, Saya tidak meyakini ada perubahan apapun dengan terpilihnya mereka. Tidak memilihpun tidak bijaksana karena apapun hasilnya ketika Anda tidak memilih Anda mendukung siapapun Pemenangnya. 

Untuk itu kepada seluruh kawan-kawan aktivis 98 dimanapun saat ini berada, apapun profesi dan kerjanya, di pemerintahan ataupun bukan, ingat kita masih punya hutang perubahan yang di materaikan dengan darah yang harus segera kita lunasi betapapun mahal dan beratnya. Berjuanglah semampu Anda untuk tetap mengawal Reformasi dan Demoraksi ini, masih ada satu kali kesempatan di tahun 2014 ini. Jika Pemilu 2014 tidak ada perubahan sama sekali, REVOLUSI adalah harga mati untuk NKRI

Bandung, 1 Februari 2014
ADI SUPRIADI / Ahmad Muhamamd Haddad Assyarkhan

http://politik.kompasiana.com/2014/02/01/pemilu-2014-kesempatan-terakhir-agenda-reformasi-632090.html

0 Response to "Pemilu 2014 Kesempatan Terakhir Agenda Reformasi? by @assyarkhan"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: