Hubungan Antara Tauhid, Kesejahteraan dan Keadilan bagi Rakyat dan Buruh

PKS Cikarang Timur - Ir.Iswan Abdullah,ME selain aktivis buruh, beliau juga berwawasan luas dalam bidang keagamaan Islam. Dengan Mengisi Khutbah Jumat di Masjid yang terletak di PT KEIHIN INDONESIA KAWASAN MM 2100 JL IRIAN BLOK JJ-1. Penyampaian Khutbah yang penuh dengan nilai-nilai religius dan juga sistematis permasalahan ekonomi di Indonesia (7/2/2014).

"Ada beberapa point jika bangsa Indonesia ingin bangkit dari keterpurukan, yaitu tetap dalam ajaran yang benar antara lain: Risalah Tauhid,Risalah kesejahteraan dan Risalah keadilan" papar Ustadz Ir.Iswan Abdullah,ME yang juga Caleg DPR-RI PKS dapil Bekasi - Karawang - Purwakarta ini.

Beliau juga menjelaskan apa itu Risalah Tauhid. Risalah Tauhid adalah memahami konsep Tauhid secara benar menurut Al Quran dan Al Hadist.Seperti tentang bagaimana mengesakan Allah , tuhan yang tiada sekutu bagiNya, yang bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, kesucian, kebesaran dan keadilan.

Lalu beliau memaparkan konsep kesejahteraan dengan memahami Zakat sebagai Sarana Distribusi Kesejahteraan yang baik.
Dalam Firman Allah SWT, “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (QS. Adz-Dzariyat : 19).

Islam adalah ajaran komprehensif yang mengakui hak individu dan hak kolektif masyarakat secara bersamaan. Sistem Ekonomi Islam mengakui adanya perbedaan pendapatan (penghasilan) dan kekayaan pada setiap orang dengan syarat bahwa perbedaan tersebut diakibatkan karena setiap orang mempunyai perbedaan keterampilan, insiatif, usaha, dan resiko. Namun perbedaan itu tidak boleh menimbulkan kesenjangan yang terlalu dalam antara yang kaya dengan yang miskin, sebab kesenjangan yang terlalu dalam tersebut tidak sesuai dengan syari'ah Islam yang menekankan sumber-sumber daya bukan saja karunia Allah, melainkan juga merupakan suatu amanah. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengkonsentrasikan sumber-sumber daya di tangan segelintir orang.

Yang terakhir beliau sampaikan tentang Risalah Keadilan. Setelah lebih dari 68 tahun merdeka negara kini berada dalam krisis. Cita-cita untuk membina sebuah bangsa yang bersatu padu dan negara yang makmur telah gagal.
Demokrasi dan hak asasi rakyat terus dinodai oleh oknum-oknum yang mengabaikan tentang risalah keadilan.
Krisis yang parah seperti ini memerlukan tekad dan azam politik untuk diatasi. Indonesia memerlukan dasar-dasar baru dengan membuat paradigma baru.

Lalu Apa hubungannya dengan rakyat dan buruh?
Ketua Komite Tetap untuk Pengembangan Investasi Luar Negeri, KADIN, Wicahyo Ratomo mengatakan Indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi nomor 7 di dunia dalam dua dekade mendatang. Namun hal itu tidak akan mungkin jika Indonesia masih menetapkan upah murah kepada kaum buruh, sehingga daya beli kaum buruh melemah.

Selama masih bergantung pada buruh murah, maka jangan berharap Indonesia akan menjadi negara maju. Waktu yang tersedia untuk memperbaiki tersebut hanya 15 tahun dari sekarang.

Hal ini juga disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri di Gedung Danapala, Kemenkeu, Jakarta, Kamis 6/2/2014. (ss/hs)

sumber:  http://www.islamedia.web.id/2014/02/hubungan-antara-tauhid-kesejahteraan.html

0 Response to "Hubungan Antara Tauhid, Kesejahteraan dan Keadilan bagi Rakyat dan Buruh"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: