Surat Cinta dari Gaza: Di Tengah Banjir dan Hujan Peluru


LINIBERITA – Bismillahirrahmanirrahiim. Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang Saudaraku yang kucintai Muhammad Fanni Rahman, dan saudara-saudaraku relawan dan pendukung Sahabat Al-Aqsha semoga Allah menjagamu dan memantapkan langkahmu dalam kebaikan dan keberhasilan. Ya Allah kabulkanlah.


Saudaraku yang mulia, ketika tengah malam hari Kamis (12 Desember 2013), air bah dengan deras menerjang puluhan bahkan ratusan rumah di Gaza. Dan para penduduk waktu itu tidak sempat untuk menyelamatkan barang-barang miliknya meski hanya sedikit saja. Air bah datang setinggi antara 2 sampai 4 meter di berbagai lokasi. Hampir saja peristiwa itu merenggut nyawa banyak anak-anak secara tiba-tiba sedangkan para penduduk dalam keadaan tidur.

Air itu mengepung mereka sampai datangnya para petugas kepolisian dan Pertahanan Rakyat dengan perahu-perahu untuk mengevakuasi mereka ke tempat penampungan. Ratusan pengungsi pun menempati sekolah yang didirikan oleh lembaga pengungsian setelah rumah mereka tenggelam setelah badai musim dingin menerjang Gaza selama 4 hari.Pemantauan yang dilakukan oleh pemerintah Palestina di Gaza menyebutkan lebih dari 5200 jiwa saat ini berada di 13 pusat penampungan dua diantaranya merupakan penampungan UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina).

Pihak medis yang berwenang menyatakan, pihaknya melakukan penanganan atas 80 kasus cedera, 4 orang dalam keadaan kritis sedangkan dua meninggal dikarenakan bancana ini. Badai musim dingin dan banjir yang menimpa Gaza menyebabkan ribuan keluarga mengungsi ini sekali lagi menyingkap dampak dari pengepungan selama 7,5 tahun. Di mana banyak bangunan yang pondasinya keropos serta kurangnya peralatan yang dibutuhkan oleh regu penyelamat. Sebenarnya Emir Qatar telah mengirimkan kapal bahan bakar untuk menyuplai pembangkit listrik Gaza yang sejak dua bulan berhenti beroperasi karena kehabisan bahan bakar dan bantuan senilai 10 juta dolar untuk korban bencana banjir.

Kabarnya, pemerintah Mahmoud Abbas menolak bantuan itu masuk kecuali setelah pihak Qatar membayar pajak sebesar 10 juta dolar. Subhanallah… Dan rakyat Gaza sendiri saat ini masih menderita karena pengepungan, dan penderitaan itu semakin berat setelah kudeta As-Sisi terhadap Presiden Muhammad Mursi, dimana rezim As-Sisi menghancurkan terowongan-terowongan yang sebelumnya digunakan oleh penduduk Gaza untuk memasukkan bahan makanan dan kebutuhan pokok.

Rakyat Gaza juga masih menderita disebabkan penutupan pintu Rafah terus-menerus, dimana rakyat Gaza tidak boleh keluar kecuali mereka yang memiliki visa di luar atau yang sakitnya sudah parah. Itupun dengan cara yang amat dipersulit dimana dalam sebulan hanya ada kesempatan 6 hingga 8 hari dan itu hanya berlaku 4 jam tiap harinya.

Bersama dengan surat ini disertakan foto-foto bencana banjir dan musim dingin di Gaza. Semoga Allah menolong rakyat Gaza. Jangan lupa doakan kami dari kejauhan. Doakan kami setiap usai kalian menegakkan shalat. Hanya kepada Allah kami menyandarkan diri dan harapan. Salam rindu kami dari Gaza yang Mewakili Kehormatan Umat Islam sedunia,

Wassalaamu’alaykum,

Abu Muhammad Ziad, Al-Sarraa Foundation for Humanitarian Relief.
(sahabat al-aqhsa)

0 Response to "Surat Cinta dari Gaza: Di Tengah Banjir dan Hujan Peluru"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: