Pidato Lengkap Petinggi Hamas Palestina Ismail Haniyah

PKS Cikarang Timur - Laporan Khusus Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza

Menyikapi perkembangan terakhir yang terjadi di jalur Gaza, saat Zionis Israel semakin brutal dan membabibuta menyerang warga sipil, mantan Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah mengeluarkan pernyataan resmi atas nama Hamas yang disiarkan oleh media elektronik lokal Gaza pada Senin 23 Ramadhan 1435 bertepatan dengan 21 Juli 2014 pukul 18.00 Waktu Gaza.

Berikut isi pidato lengkap, Wakil Ketua Biro Politik gerakan perlawanan Hamas yang diterjemahkan oleh wartawan MINA, Muhammad Husein langsung dari Jalur Gaza, Palestina:

Kami adalah warga yang merangkul para pejuang kami. Mereka yang mempertahankan tanah air kami, Al-Quds dan Al-Aqsa kami. Para pejuang yang berani menantang kesombongan Zionis dan peralatan tempur mereka dalam rangka menjaga warga mereka.

Warga yang membayar keputusan berani mereka dengan darah suci. Yang telah mengambil keputusan untuk membebaskan diri dari penjajahan. Rakyat hari ini membayar tagihan-tagihan anak cucu mereka dan menegaskan bahwa di bumi ini terdapat bangsa yang menjaga eksistensi negara Palestina, di sini terdapat bangsa yang menjaga hak hak negaranya.

Inilah kejantanan, kepahlawanan, dan tanggung jawab. Sebuah masyarakat yang meski pun didera pembantaian, pembunuhan terhadap anak-anak dan keluarga mereka, rumah- rumah merka dihancurkan, namun mereka tetap berjalan keluar rumah-rumah mereka untuk mendukung para pejuang dan pasukan perlawanan.

Masyarakat yang memiliki prinsip tinggi dan mulia. Bagaimana tidak mulia sementara salah satu dari mereka yang berasal dari Desa Shujaiyah, kehilangan 11 anggota keluarganya dan berkata kepada para mujahidin “jangan kalian tinggalkan tuntutan kalian, hak-hak kita, dan jangan sekali-kali kalian mengakat bendera putih, karena semua tuntutan kalian adalah juga tuntutan seluruh masyarakat Palestina dan seluruh umat yang berdiri bersama Gaza.”

Selama 11 hari dihabiskan oleh musuh kita para Zionis untuk mematikan semangat rakyat Palestina, berusaha mengehentikan perlawanan para pejuang, menghentikan nadi-nadi Palestina yang tidak akan pernah berhenti, dan ketika usaha ini gagal mulailah mereka melancarkan pertempuran darat.

Pertempuran darat ini merupakan pengumuman secara terang-terangan akan gagalnya pertempuran udara dan gempuran yang terus menerus dilakukan. Kegagalan dalam mencapai target dan tujuan mereka. Mereka berharap dengan adanya pertempuran ini, masyarakat Palestina akan mundur dari pertempuran sebagaimana mereka juga mengharapkan agar para pejuang Palestina menarik tuntutan dan persyaratan yang telah diajukan.

Namun dibalik itu, pertempuran darat ini memberikan gambaran jelas bagaimana para pejuang kita telah berhasil megalahkan agresi udara mereka. Gambaran yang jelas yang bisa dilihat di sepanjang perbatasan Jalur Gaza dari Bait Hanoun, Bait Lahiya, Tufah, Zuhr Deik, Buraij, Magazi, Khanyounis, Al-Qarara, Bani Suhaila, Abasan, dan Rafah.

Begitu juga dari barat Gaza, kita bisa mendapati pejuang-pejuang gigih, yang membanggakan masyarakat, dan apa yang telah diperbuat kepada musuh akan selalu di elu-elukan oleh generasi setelahnya.

Generasi setelah mereka akan mengingat apa yang telah Gaza perbuat kepada para pecundang Zionis, para pengecut yang sudah terbiasa melakukan aksi pembantaian atas warga Palestina. Dari Deir Yasin hingga Shabra dan Satila, dan yang terbaru pembantaian Shujaiyah dan keluarga Abu Jami’ di Khan Younis. Semua tingkah laku ini benar benar mencerminkan sikap pengecut dan terorisnya.

Namun, perlu kita ingat bahwa seluruh aksi pembantaian keji yang dilakukan oleh musuh adalah bukti nyata bahwa mereka tidak mampu menghadapi perjuangan para mujahidin dan para tentara Al-Qassam di lapangan.

Berbagai tekanan dan kekalahan yang dialami oleh para tentara Zionis inilah yang menjadikan mereka mengarahkan senjata-senjata mereka ke arah para warga sipil, terutama anak-anak dan wanita karena mereka tidak bisa mengimbangi kemampuan para pejuang Palestina.

Delapan tahun kita hidup dalam blokade dan dunia internasional berpaling dari kita. Di Gaza, rumah-rumah tidak memiliki air untuk diminum, rumah sakit tidak memiliki obat, tanah-tanah yang dilarang untuk ditanami, pintu-pintu perbatasan yang tertutup, listrik yang datang hanya beberapa saat, ribuan alumni universitas yang tidak memiliki pekerjaan, tingkat pengangguran yang tinggi. Selama delapan tahun tersebut dunia hanya menjadi penonton, melihat pertunjukan yang ada di Gaza.

Maka hari ini, dunia harus faham bahwa Gaza telah memutuskan untuk mengakhiri blokade ini dengan perjuangan dan ketegaran mereka. Dengan keperkasaan dan wibawanya.

Berbagai tuntutan dan persyaratan yang diajukan oleh para pejuang adalah tuntutan kemanusiaan dan sesuai dengan undang-undang internasional. (L/K01/K02/P02)



Mi’raj Islamic News Agency (MINA)



Aplikasi Android ::: PKS Cikarang Timur | Klik Download Aplikasi Android

0 Response to "Pidato Lengkap Petinggi Hamas Palestina Ismail Haniyah"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: