Palestina. Pada Jumat, 18 April
2014, PM Palestina, Ismail Haniyah, memenuhi undangan aqiqah dari salah
seorang rakyatnya di Jalur Gaza bernama, Ala’ Al-Hindi.
Al-Hindi mengundang PM Haniyah melalui selembar surat yang ditulisnya, “Saya
hanyalah seorang rakyatmu yang sederhana, tidak mempunyai permintaan
khusus atau maksud apapun, tetapi saya hanya berkeinginan mengundangmu
untuk mengunjungi rumah saya yang sederhana, dalam rangka kelahiran anak
saya baru-baru ini.”
PM Haniyah pun memenuhi undangan yang tidak biasa bagi seorang
pemimpin sekelas perdana menteri tersebut, tanpa harus melewati protoker
yang rumit dan berliku.
Tatkala PM Haniyah datang, sang tuan rumah, Ala’ Al-Hindi Abu
Mahmoud, memberinya tiga hadiah khusus atas kesediaannya datang di
sela-sela kesibukan mengurus negara. Hadiah tersebut berupa nasyid
islami yang dikarangnya sendiri khusus untuk Haniyah, kedua juga nasyid
islami tentang perjuangan Islam, dan ketiga sebuah pena.
Melihat keramahan dan kerendah-hatian Sang Perdana Menteri, Ala’ pun
tak segan meminta hadiah buku yang dinilai paling berpengaruh bagi
perjalanan hidup Haniyah.
Memenuhi permintaan tersebut, tanpa sungkan PM Haniyah menghadiahkannya buku berjudul Abjadiyat At-Tashawur Al-Haraki lil Amal Al-Islami karangan dai kondang Fathi Yakan.
Keluarga ‘Ala Al-Hindi tampak sangat bahagia dengan kesediaan PM Haniyah untuk berkunjung ke rumah mereka.
Begitulah potret kepemimpinan PM Haniyah sehingga memiliki
popularitas tinggi di mata rakyatnya dalam makna yang positif. Buah dari
kesederhanaan dan sikap rendah hatinya dalam berinteraksi dengan
berbagai kalangan masyarakat di Jalur Gaza. (paltimes/rem/dakwatuna)




Redaktur: Rio Erismen
0 Response to "Kisah Ismail Haniyah, PM Palestina yang Rendah Hati dan Sederhana"
Posting Komentar
Tinggalkan Pesan Anda: