Mekanisme Rujukan dan Layanan Kesehatan Warga Miskin Perlu Dikaji Lagi

PKS Cikarang Timur - Pelayanan kesehatan di Kabupaten Bekasi belum seluruhnya bisa dirasakan masyarakat. Terlebih jika penyakit yang diderita masyarakat terbilang khusus yang butuh penanganan dengan peralatan medis yang khusus pula.

Ketua Komisi D, Wardja Mihardja menilai, persoalan layanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Bekasi, bukan sekadar persoalan anggaran. Namun, kata warga Tambun Utara ini, persoalan kepekaan tenaga kesehatan dalam mendeteksi masyarakat yang terserang penyakit, sampai mencari solusi rujukan rumah sakit yang tepat pun harus dilakukan dengan seksama.

Seperti yang terjadi, Selasa (26/11), mahasiswa Sema Fisip Unisma mendatangi DPRD Kabupaten Bekasi. Mereka menuntut agar Bambang (32), warga Karangreja, RT 06/03, yang mengalami penyakit kelenjar getah bening di kaki kirinya bisa ditangani segera.


Meski sudah mengantungi Jamkesmas, bukan berarti Bambang bisa dengan mudah melakukan perobatan. Buktinya, seperti yang disampaikan orangtua pasien, Arnasih (50), anaknya sudah mengalami penyakit tersebut sejak usia 14 tahun. Selama ini, kata dia, hanya ditangani Puskesmas. Semakin usia anaknya bertambah, penyakit kelenjar getah beningnya terus membesar di kaki kirinya hingga kesulitan untuk berjalan.

Secara intens, dia mengupayakan perobatan buat anaknya yang juga menderita bisu itu, tiga bulan terakhir ini. ’’Saya mencoba ke RSUD ternyata mendapatkan rujukan ke RSCM. Hasil lab RSCM, bahwa anak saya terkena penyakit getah bening,” bebernya.

Namun tindakan medis yang dilakuakn RSCM, kata Arnasih, hanya memberi obat, tanpa tindakan medis lain sebagai tindak lanjutnya. Persoalan yang dialami Bambang, kata Wardja, menunjukkan bagaimana identifikasi penyakit di tingkat Puskesmas kurang akurat, sehingga penyakit yang diderita Bambang baru terdeteksi tiga bulan terakhir.

Padahal, Bambang yang kini berusia 32 tahun sudah menderita penyakit tersebut sejak usia 14 tahun. Persoalan lainnya, menurut Wardja, tenaga kesehatan di Kabupaten Bekasi, kata dia, juga terkesan sekadar melakukan rujukan. Tanpa mempertimbangkan kepastian rumah sakit rujukannya. Kata Wardja, bisa saja RSCM tak menangani Bambang dengan intensif karena tidak ada ruangan inap di RSCM.

’’Seharusnya ketika merujuk, orang kesehatan di Kabupaten Bekasi juga memastikan kondisi rumah sakit rujukannya,” kata Wardja. Untuk itu, dia menyarankan agar Bambang dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. ’’Saya mengarahkan agar ke RSHS, apalagi masih wilayah Jawa Barat sehingga mudah koordinasinya antara eksekutif,” tuturnya.

Banyak pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain lantaran RSUD Kabupaten Bekasi masih tipe B dan fasilitasnya juga masih minim. Kenaikan tipe di RSUD pun lagi diupayakan menunggu bangunan selanjutnya rampung.

’’Saya bakal memanggil Dinkes untuk memastikan lagi mekanisme penanganan pasien. Saya harap Dinkes lebih peka memberikan layanan kesehatan bagi warga yang tidak mampu. Dan Puskesmas juga lebih proaktif berkoordinasi ke Dinkes apabila ada warga miskin mengalami penyakit kronis,” tuturnya. (sam)

 http://www.radar-bekasi.com/?p=182281

0 Response to "Mekanisme Rujukan dan Layanan Kesehatan Warga Miskin Perlu Dikaji Lagi"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: