[PKS Cikarang Timur] Ada sejumlah kepala SKPD yang berusaha mengelak ikut iring-iringan
kendaraan gubernur jika melakukan kunjungan ke daerah. “Pak, kami duluan
berangkat ke lokasi,” begitu salah satu alasan yang diberikan agar yang
bersangkutan bisa mengelak agar tidak ikut iring-iringan mobil
gubernur. Ada juga yang minta keluar dari rombongan dan minta izin
berpisah di tengah perjalanan.
Ada apa? Ternyata tak semua SKPD siap nyali mengikuti rombongan gubernur
yang nyaris selalu melaju dengan kecepatan tinggi. “Memang permintaan
Pak Gubernur demikian, agar kita selalu tepat waktu,” ujar Bribka Indra
KS, petugas pengawalan gubernur dan dibenarkan oleh sopir gubernur
Reymon. “Bapak justru resah kalau mobil lambat,” lanjutnya. "Cepat…
cepat… cepat," kata2 itulah yang sering terdengar beliau ucapkan.
“Jangan takut, ada Allah yang melindungi kita,” begitu Irwan menjawab
pertanyaan apakah ia tidak merasa takut dan kuatir, hampir setiap hari
melakukan perjalanan seperti itu.
Ada alasan tentunya jika mobil gubernur selalu ngebutdengan
kecepatan tinggi seperti itu. Pertama saya lihat memang karakter Irwan
Prayitno yang seperti itu, ingin serba cepat. Jika orang lain seumur
beliau suka lagu-lagu slow dan sentimentil, beliau justru suka lagu ngebeat dan cenderung rock.
“Lagu sentimentil bikin kita mengantuk,” kilahnya. Begitulah karakter
Irwan, segala sesuatu dilakukan secara serius dan cepat. Jika ada
masalah, maka akan diselesaikan dengan cepat saat itu juga, tanpa
menunda-nunda. Tidak ada surat yang tertunda di meja kerja beliau, satu
hari selesai dan bisa ditandatangani dimana saja, kapan saja.
Jika tidak langsung diselesaikan saat itu juga, nanti akan datang lagi
pekerjaan baru dan seterusnya. Akhirnya pekerjaan itu menumpuk, makin
lama makin menggunung. Karena itu Irwan tak mau menunda-nunda pekerjaaan
dan tak pernah ada surat yang terunda dan menumpuk di mejanya. Satu
kali karena banyaknya kegiatan, pernah Irwan menandatangani surat dan
membuat disposisi di mobil dalam perjalanan dinas ke daerah. Lalu surat
tersebut dititipkan di mapolsek terdekat di dalam perjalanan, untuk
dijemput segera oleh staf.
Alasan kedua, rata-rata ada banyak acara yang harus dihadiri pada hari
yang sama, sehari bisa 7 sampai 10 acara. Tak jarang lokasi acara
tersebut saling berjauhan, yang satu di Bukit Tinggi, satunya lagi di
Batusangkar atau bahkan di Dharmasraya, atau waktunya sangat berdekatan,
sehingga harus berburu waktu. Padahal Irwan berprinsip, lebih baik ia
datang duluan daripada terlambat. Jangan sampai masyarakat kecewa,
prinsip itu yang selalu ia jaga
Boleh dikata, tak ada lagi pelosok Sumatera Barat yang belum dikunjungi
Irwan. Sebut saja daerah-daerah terisolir seperti Mentawai, Pasaman,
Dharmasraya, Sijunjung atau Solok Selatan. Jika tak bisa dikunjungi
dengan kendaraan roda empat, maka daerah itu ia kunjungi menggunakan
sepeda motor trail. Olahraga sepeda motor, termasuk trabas memang
merupakan salah satu hobinya dari dulu. Hobi tersebut kini ia gunakan
untuk mendatangi masyarakat didaerah-daerah terpencil.
Ada juga daerah yang tidak bisa dilalui motor, apalagi kendaraan roda
empat. Daerah tersebut hanya bisa ditempuh dengan perahu. Irwan pun tak
segan berkunjung ke sana, naik perahu pun baginya tak jadi masalah. Bagi
masyarakat kunjungan tersebut sangat luar biasa. “Betulkah ini Bapak
Gubernur kita?” ujar masyarakat seakan-akan tak percaya. Kata mereka,
jangankan gubernur, camat pun belum pernah mengunjungi daerah mereka.
Oleh Yongki Salmeno
0 Response to "Catatan 3: Komitmen Waktu Gubernur Irwan "
Posting Komentar
Tinggalkan Pesan Anda: