Studio Tarbiyah Mabit Cikarang Timur

oleh: Hery Sumantri
Jangan dibayangkan studio tarbiyah seperti studio 21 (twentyone), yang sering dikunjungi anak muda jaman sekarang pada akhir pekan di mal-mal di kota besar. Namun studio ini adalah studio tarbiyah, itu hanya sebutan Mabit tanggal 09 April 2011 yang dilaksanakan di Masjid Riyadhus Sholihin. Sekitar pukul 21.00wib.
Karena pada Mabit tersebut pembicara kajian ba’da Isya Ustad Adih Amin LC menyampaikan taujihnya dengan membawa layar lebar dan infocus. Sehingga suasana pada malam itu tampak seperti studio yang bernuansakan islami. Walaupun acara tersebut diadakan di akhir pekan, namun para jamaah antusias mengikutinya hingga larut malam.
Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit) pada malam itu dihadiri kurang lebih 65 peserta. Ketua DPC Cikarang Timur dan jajarannya pun ikut hadir. Sebelum ustad Adih Amin Lc datang dan memberi tausiah kepada para peserta, para pesertapun mengisi kekosongan dengan membaca tilawah Al Quran secara bersamaan. Tidak lama kemudian ustad Adih Amin.Lc datang dan acarapun dibuka oleh ustad Sugiono selaku pembawa acara. Seperti biasa acara pun terlebih dahulu dilantunkan ayat-ayat suci Al Quran yang dibawakan oleh akhi Candra, yang membaca Q.S Al Furqon dari ayat 60-65.
Jauhi Maksiat, itulah tema yang dibawakan ustad Adih Amin,Lc dalam mengisi kajian malam pada malam tersebut. Beliau mengatakan, bahwa menanam pendidikan ukhrowi tidak akan gagal panen. Berbeda dengan menanam tanaman yang ada kala terjadinya gagal panen. “Kenapa maksiat, bukan Paksiat” dengan sedikit nada bercanda beliau mengawali kajian tersebut. Sambil memutar film tentang balita yang lucu beliau mengatakan, seperti inilah wajah seorang anak manusia yang tak pernah berbuat maksiat.

Manusia pada dasarnya mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kebaikan. Namun kadangkala ada sesuatu yang menghalangi untuk berbuat kebaikan tersebut. “Seperti balita yang belajar berjalan, dia secara naluri harus bisa berjalan dan tidak pernah menyerah” ucap ustad.
Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku." (QS Al An’am: 15).
Dalam perjalanan anak manusia, ketika dia sakit keras, lalu sakaratul maut, dan akhirnya meninggal dunia. Setelah meninggal dunia lalu beliau dimandikan, dikafankan, dan dikubur. Setelah dia dikubur, maka semua orang yang dekat dengannya akan meninggalkannya. Lalu malaikat bertanya: “man robbuka?” namun dia tidak bisa menjawabnya. Padahal selama hidupnya dia telah hafal siapa tuhannya. Namun sekali lagi, tuhan bukan untuk dihafal. Namun untuk diyakini. Sehingga semua itu akan melekat dalam hati manusia.
“Itulah yang terjadi dalam masyarakat kita sekarang ini”, tandas  ustad Adih Amin,Lc. Lalu beliau memutar kembali film documenter tentang kematian manusia yang tak dapat disangka-sangka. Dari mulai pohon yang mengering dan akhirnya tumbang, kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kematian, kecelakaan dalam kebakaran, kematian di dalam proyek bangunan, kematian di dalam lift karena kepalanya terjepit.
Rasululloh bersabda, sesungguhnya orang mukmin apabila ia bermaksiat, maka noda hitam menginggapi hatinya, apabila ia bertaubat mencabut dan beristighfar maka hilanglah noda hitam itu, kalau ia kembali maksiat, maka bertambahlah noda hitam itu, itulah karat yang digambarkan dalam Al Quran. 
Lalu setelah taujih ditutup dengan tanya jawab, semua peserta saling mengisi waktu dengan membaca tilawah, bertaaruf bagi yang belum kenal, ada juga yang memanfaatkan momen ini untuk berdiskusi masalah agama dan syuro tentang dakwah.
Cukup mengenang memang, mabit malam itu. Apalagi Qiyamullail berjamaah dipimpin oleh ust.Mursalin yang juga sebagai ketua DKM Riyadhus Sholihin. Karena suaranya yang terkenal khas dengan memakai alunan suara syeikh Musyari Rasyid, beliau membaca surat-surat Al Quran begitu khusyuk. Sehingga ada beberapa jamaah yang meneteskan airmata bahkan sampai menangis.

Setelah sholat Qiyamul lail berjamaah selesai, waktu adzan Subuh pun berkumandang. Dan dilanjutkan sholat Subuh berjamaah. Namun acara ini belum selesai, masih ada kajian lagi yang dipimpin oleh ustad Taufiqurohman lc. Beliau mengkaji QS. At Takatsur. Dan  banyak sekali hikmah yang diambil dari kajian tafsir Quran ini. Intinya jangan pernah kita lalai mengingat Alloh, walaupun cuma minum seteguk air.
Kesimpulan dari mabit ini adalah, kita sebagai kader dakwah harus tetap menjaga kemaksiatan. Tetap bertaqwa, beramar ma’ruf nahi mungkar. Dan jangan pernah lalai dalam kondisi apapun, karena syeitan akan terus menggoda kita menuju neraka jahannam. Allohu’alam bishshowab.


0 Response to "Studio Tarbiyah Mabit Cikarang Timur"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: