Inilah Alasan PKS Tetap Berbeda dari Partai Lain

Oleh Choirul Asyhar

Akhir-akhir ini PKS diterpa isu perpecahan. Ada seorang pendiri PK (sekarang PKS) yang telah keluar dari PKS tiba-tiba muncul mengungkit-ungkit beberapa isu internal PKS.  Mulai dari dana operasional partai, isu poligami beberapa elit PKS, pengelolaan dana kampanye, sampai ’kekayaan’ tokoh sentral PKS.

Jauh sebelumnya ada berita anggota DPRD yang sedang memijitkan badannya yang capek habis main bulutangkis di panti pijat. Lalu tertangkapnya anggota DPRD sedang main judi di Gorontalo. Dan yang paling anyar adalah tertangkapkameranya seorang legeslator PKS sedang  menonton gambar porno saat sidang paripurna di Senayan.

Menyikapi hal ini beberapa komentar masyarakat yang muncul adalah PKS ternyata sama saja dengan partai lain. Ada korupsi,  ada judi, ada panti pijat, ada menumpuk kekayaan, ada pragmatisme, oportunisme dan ada pornografi.

Sebagai kader PKS saya sempat goyah juga dengan kejadian-kejadian ini. Meskipun tabayyun dan husnudzon tetap harus dikedepankan sehingga tidak terperosok dalam ghibah, fitnah dan syubahat. Dengan perangkat inilah maka saya –dan banyak kader lainnya tidak serta merta ikut membebek bersuara bahwa PKS sama saja dengan partai lain. Apalagi dalam berbagai kajian rutin yang kami ikuti, kami paham benar bahwa PKS tetap berpegang teguh pada ajaran Islam.

Beberapa kejadian penyimpangan yang dilaporkan oleh media, memang juga menimpa kader partai lain. Tapi tidak karena itu maka otomatis boleh dianggap PKS sama dengan partai lain.

Apalagi sebenarnya media selalu berperilaku tidak adil dalam memberitakan PKS. Yang positif hampir tidak pernah diberitakan –kecuali pada masa PK dan awal PKS. Kalau ada berita positifpun, yang besar dikecil-kecilkan. Sedangkan yang negatif dibesar-besarkan. Padahal sebenarnya kuantitas dan kualitas penyimpangannya jauh lebih kecil daripada yang dilakukan dan terjadi pada partai lain.

Oke, anggaplah penyimpangan itu dianggap sama. Sama-sama ada yang menyimpang –meskipun sekali lagi padahal kuantitas dan kualitasnya jauh lebih kecil. Tetapi tetap ada pembeda pada penyikapan partai dan tindakan cepat yang dilakukan oleh sistem internal partai terhadap pelaku penyimpangan.

Tengoklah kebelakang, ketika ada kasus seorang kader sedang dipijat di panti pijat. Meskipun ini panti pijat asli, tanpa praktek pelacuran di dalamnya, sang kader segera memutuskan mundur dari jabatannya sebagai anggota DPRD. Hanya karena konotasi negatif yang menempel pada nama panti pijat, maka dia rela mundur. Padahal wartawan pembawa berita mengaku tak pernah menyaksikan sendiri apa yang sebenarnya terjadi. Kalau mau diproses hukum bisa saja wartawan dan media dianggap memfitnah dan mencemarkan nama baik.

Tapi nama baik di hadapan Allah lebih berharga dari pada nama baik di mata masyarakat. Maka dengan cepat sang kader mengundurkan diri.

Lalu kader yang berjudi. Proses pemecatan juga berjalan cepat dan mulus.

Ketika elit partai ’diserang’ berbagai pengakuan miring oleh guru dan pendiri PK, relatif tanpa reaksi berlebihan yang cenderung debat kusir, para elit partai tenang menanggapinya. Bahkan tak berbalik mengadukan pelapor misalnya. Padahal itu sangat mungkin. Dan saling melaporkan itu banyak terjadi di partai lain, sehingga menjadi polemik yang berkepanjangan, dan justru menjadi santapan empuk para pemburu berita.

Kini berita ini mulai mereda.

Tapi media tanpa berita PKS rasanya kurang rame, maka seakan ada skenario jebakan, tertangkaplah tingkah laku anggota legeslatif PKS oleh kamera wartawan saat melihat gambar porno dari tabletnya.

Berita ini menjadi amunisi bagi mereka yang tidak nyaman dengan keberadaan dan kiprah PKS. Dan mereka sekali lagi mengatakan bahwa PKS sama saja dengan partai lain. Seorang komentator di media berita online mengatakan bahwa PKS bagai kena senjata makan tuan. PKS yang getol mengusung UU Pornografi, kini anggotanya sendiri yang tertangkap sedang menonton gambar jorok itu.

Saya juga gemas dengan berita memalukan ini. Maka saya kirim SMS kepada seorang qiyadah. Saya tulis bahwa aggota DPR ini harus dipecat. Meskipun dia dijebak, tapi tidak bisa kita menyalahkan setan yang menjebaknya. Faktanya dia terpergok ketika melakukan perbuatan memalukan itu.

Adam dan Hawa terbujuk rayuan iblis dengan memakan buah ’khuldi’. Meskipun jadi korban tipu daya, mereka  tetap harus dihukum oleh Allah dengan dikeluarkannya mereka dari syurga Allah. Iblis tetap berdosa dan dilaknat Allah karena menjebak Nabi Adam dan istrinya, tapi Adam a.s dan Hawa tetap menerima hukuman.

”DPP sedang membahas masalah ini.” demikian kurang lebih jawaban SMS yang saya terima. Saya bersyukur dan berdoa kebaikan untuk kita semua dan berharap ampunan dan keridhoan Allah semata.

Sore hari ada SMS lagi masuk dari qiyadah kami itu. Mengabarkan bahwa anggota legeslatif yang sedang bermasalah itu mengundurkan diri dari DPR. Dengan berucap Alhamdulillah, saya bersyukur masalah ini cepat selesai. Tak berlama-lama berdebat dalam pembelaan diri yang cenderung mencari-cari alasan. Karena pelaku segera menyadari kesalahannya. Sadar bahwa yang harus digarisbawahi adalah bukan besar kecilnya kesalahan dan dosa. Tapi kepada siapa dosa itu dilakukan. Yaitu dosa kepada Allah yang Maha Suci.

Dan yang paling menarik adalah rekomendasi dari Dewan Syari’ah Pusat, yaitu :

1. Meyakinkan yang bersangkutan agar dengan sukarela mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI.

2. Melakukan taubat nasuha:

a. Membaca istighfar minimal 100 kali sehari selama 40 hari
b. Membaca Al Quran minimal satu kali khatam dalam jangka 30 hari
c. Bersedekah kepada 60 orang fakir miskin
d. Meminta taushiah kepada ketua Dewan Syari'ah Pusat selaku Mufti PKS.
e. Meminta maaf kepada seluruh kader, simpatisan, konstituen dan anggota DPR RI serta masyarakat.

3. Diberhentikan dari keanggotaan majelis syura PKS periode 2010-2015.

Setahu saya belum ada partai lain yang bertindak secepat dan seberat ini hukumannya terhadap kadernya yang menyimpang –sekali lagi, padahal penyimpangannya jauh lebih berat secara kuatitatif dan kualitatif.

Dan, inilah sebagian alasan yang menjadikan PKS tetap berbeda dari partai lain.

Cikarang Baru, 11 April 2011

0 Response to "Inilah Alasan PKS Tetap Berbeda dari Partai Lain"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: