Bidadari Kecil Yang Selalu Dirindu


PKSCikarangTimurAlhamdulillah. Selesai sudah urusan dapur dan sumur, meski cucian belum sempat dijemur. Ransel merah pun siap menemani perjalananku berikutnya. Namun entah apa yang terjadi, perasaan gelisah tiba-tiba hadir membuat dada sesak dan tak nyaman, meski istighfar dan ma’tsurat sore pun usai. Dengan beberapa pertimbangan akhirnya kuputuskan untuk tidak berangkat malam ini, esok dini hari harus berangkat pikirku, karena janji dengan beberapa teman.

Alhamdulillah, waktu isya pun tlah berlalu perasaan gelisah pun tak kunjung reda. Telepon bapak, keluarga, chat sana sini menanyakan kabar. Berharap mendapat jawaban atas kegelisahan ini. Nihil hasilnya. Semua baik-baik saja. Sempat kubuka FB yang telah lumayan lama tak ku tengok, menanyakan kabar teman, dll namun tiada hasil pula. 


Alhamdulillah, malam kian larut. Mata pun belum kunjung menutup. Meski laptop sudah ku tutup. Gelisah pun makin mendekat. Meskipun beberapa menit sebelumnya sempat teralihkan dengan email materi kajian dari murobbi. Setelah mengaminkan doa teman di Baitullah juga. Menjawab chat simbah juga. Katanya ”Whats happened? I think that u lost  ur nights sleep”. Sok tau batinku.

Ya Rabb, ampunkanlah aku disetiap langkahku. Dosa ku pun menggunung, sampai saat aku menuangkan rasa ini kakiku gemetar, lidahku kelu, air mataku membendung, ditambah ruanganku kosong ditinggal jumatan. Ampunilah aku yaa Rabb. Terbata-bata aku mulai mengungkap rasa. Mencoba menterjemahkan. Kalimat demi kalimat tak kuasa aku ungkapkan. Rasa yang sama, saat ditinggal almarhumah Ibu dan Mbak Uus beberapa bulan yang lalu.

Yaa Rabb ampunkan aku, hambaMu yang penuh dosa. Hamba jelata yang tiada berguna. Alhamdulillah diujung sepertiga malam, akupun sempat tertidur meski posisi tak beraturan. Gundah gelisah tak kunjung reda saat bangun. Kuminta suami untuk menyalakan air, berharap disujud malam ini Allah kirimkan translate atas kegelisahanku.

Alhamdulillah, Allahu Akbar, Astaghfirullah, Innalillahi wainna ilahi rojiuunnn....
Engkau kirimkan jawaban atas kegelisahanku. Sebuah kabar duka atau kabar gembira kah? Engkau ambil seseorang disekelilingku. Yang beberapa hari lalu sempat kujenguk di ICU. Gadis kecil yang belum juga lulus ASI Eksklusif. Gadis kecil yang sudah tiga hari terbaring dengan berbagai alat yang dipasang di anggota tubuhnya. 

”Innalillahi Wa innalilallhi Roji’un” Sesungguhnya kita ini adalah milik Allah, dan pasti kita akan kembali kepada pemilik kita, Allah Ta’ala

La Tahzan.

Ku coba buka beberapa buku, tertuang disana sebuah hadist yang diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata : ”Rasulullah SAW bersabda, tidaklah seorang muslim kematian tiga anaknya yang belum baligh, kecuali, Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga berkat kasih sayang-Nya kepada anak-anaknya tersebut, ”(HR Bukhori muslim).

Alhamdulillah.

Meskipun tak dipungkiri orangtua, tetangga, sanak keluarga, dan orang-orang disekitarnya sungguh kehilangan. Namun ini sudah Allah gariskan. Amanah selama lima bulan ini mungkin sudah Allah cukupkan. Anak perempuan satu-satunya tumbuh cantik, sehat, gemuk, lucu dan menggemaskan. Meninggal dalam kodisi sakit, dihari yang Allah istimewakan yaitu hari Jumat. Dan qadarullah cukup banyak sekali yang takziyyah di rumah maupun di pemakanan. Dari tetangga, sahabat, rekan bisnis, teman-teman jamaah. 

Ini kabar ketiga dari orang dekat. Akankan kematian segera mendekat kepadaku??? Ya Rabb.... sampaikan aku pada ujung akhir yang Husnul Khotimah. Allahumma Aamiin.

Astaghfirullahal ’adzimmmm....

Kembali lagi kita buka sirah Rasulullah. Saat beliau kehilangan Ibrahim yang usianya masih dini dipangkuan beliau. Air mata pun juga berlidang di mata Rasulullah. Saat itu sahabatpun menanyakan wahai Rasulullah mengapa engkau menangis?

Rasulullah bersabda seperti yang diriwayatkan Imam Bukhari. ”Sesungguhnya mata ini menitikkan air mata dan hati ini bersedih, namun kami tidak mengatakan sesuatu yang tidak di Ridloi Rabb Kami. Sesungguhnya kami bersedih dengan kepergianmu wahai Ibrahim.

Tersirat pesan beliau bagi orang tua yang ditinggal meninggal anak-anaknya, yaitu :
1. Sabar dan iklas menerima kepergian sang anak, tidak meratapi kepergiannya secara berlebihan.
2. Sadar dan tidak mengatakan sesuatu yang tidak di RidloiNya.
3. Mengharap pahala atas kematian sang anak.

Dibalik kematian seorang anak sebelum baligh ada hikmah atau rahasia yang Allah limpahkan baik kebaikan atau pahala. Kunjungi situs dibawah ini sebagai referensi.
http://www.ummi-online.com/rahasia-keguguran-dan-kematian-anak-dalam-islam.html

Ringkasnya seperti dibawah ini :
a. Anak tersebut langsung masuk ke dalam surga tanpa hisab, “Tiap-tiap anak orang Islam yang mati sebelum baligh akan dimasukkan ke dalam syurga dengan rahmat Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Anak-anak tersebut akan mengantarkan orangtuanya untuk masuk pula ke dalam surga. Allah SWT berfirman pada hari kiamat kepada anak-anak: "Masuklah kalian ke dalam surga!" Anak-anak itu berkata: "Ya Rabbi (kami menunggu) hingga ayah ibu kami  masuk."
Lalu mereka mendekati pintu syurga! tapi tidak mau masuk ke dalamnya. Allah  berfirman lagi: Mengapa, Aku lihat mereka enggan masuk? Masuklah kalian kedalam surga!" Mereka menjawab: "Tetapi (bagaimana) orang tua kami?" Allah pun berfirman: "Masuklah kalian ke dalam syurga bersama orang tua kalian." (Hadits Qudsi Riwayat Ahmad dari Syurahbil bin Syua'ah yang bersumber dari sahabat Nabi SAW)

Diriwayatkan dari Anas ra: ”Rasulullah saw bersabda, tidaklah seorang muslim kematian tiga anaknya yang belum baligh, kecuali, Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga berkat kasih sayang-Nya kepada anak-anaknya tersebut, ”(HR Bukhori muslim).

c. Allah tidak pernah membebani sesuatu di luar kadar kesanggupan hamba-Nya
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari (kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), `Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau khilaf.'"

d. Allah akan memberi ganti yang lebih baik lagi, jika orangtuanya bersabar


“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan  sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”(Q.S. Al Anfal: 27)


Wallahu’alam
Fatina

Ashar di Sukamandi




 

0 Response to "Bidadari Kecil Yang Selalu Dirindu"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: