Kisah Seorang Salafi Yang Menentukan Pilihannya Terhadap PKS

Bekasi - Ternyata benar apa yang diwasiatkan oleh Rasulullah terhadap umatnya. Renungilah apa yang akan Anda baca berikut ini, kisah seorang Salafi yang menentukan pilihannya terhadap PKS (Partai Keadilan Sejahtera).

Firman Allah Ta’ala: ”Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.” (A…z-Zukhruf: 67)

Ini kisah nyata dari Desa Telajung, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Sehabis Sholat Magrib didekat rumah 30/03/2014, ada tetangga yang selama ini mengikuti ajaran Salafy, memanggil seorang yang dianggap simpatisan PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Dan orang salafi tersebut namanya kami sembunyikan dengan inisial F sedangkan simpatisan PKS tersebut kami beri inisial H. Berikut kutipan perbincangan mereka;

F: "Akh H sebentar, tunggu..!" dengan sedikit terburu-buru.

H: "ya.. pak F" H sambil nengok kebelakang.

F: "Pemilu besok brarti coblos partai yang nomor 3 ya?"

H: "Yup betul, emang kenapa?"

F: "Gini akh, ane kemarin dapat pengarahan dari ustadz ane, pemilu besok harus nyoblos!"

H: "owh gitu ya,kok bisa?" H sedikit heran.

F: "Jadi pas kajian sama ustadz ane, melihat kondisi sekarang sudah banyak mudhorotnya dan ditambah lagi banyak orang syi'ah, JIL pada nyaleg di partai besar itu udah jadi ancaman besar buat umat Islam, apalagi kayak Jakarta semenjak pemimpinnya tidak berpihak ke umat islam plus wakilnya juga kayak gitu, jelas udah jadi kondisi darurat umat dinegeri ini, jadi ustadz-ustadz salaf merekomendasikan pemilu sekarang harus turut andil menangkan partai Islam!"

H: "hmmm..gt ya..???" (Wah surpraise banget dalam hati)

F: "iya akh, ustadz-ustadz ane mengarahkan supaya ikut pilih partai Islam yangg paling kecil mudhorotnya dan paling bs diandalkan"

H: "trus, kenapa PKS?"
F: "iya akh, ane liat cuma PKS yang menenuhi syarat yang disebutkan ustadz-ustadz ane meski ga nyebut namanya, dan ane liat PKS juga bisa diandalkan buat mengcounter ancaman-ancaman besar tadi"

H: "Alhamdillah kalo begitu..., InsyaAlloh PKS bisa diandalkan pak"

F: "Iya akh, ane juga mau arahin istri dan teman-teman ane lainnya juga untuk nyoblos PKS!"

H: "Iya, pokoknya nanti tinggal inget aja PKS no.3 ya!"

F: "Iya akh insyaAlloh, Syukron Jazakallah ya akh,

H: "Waiyaka pa..." sambil tersenyum.

Begitulah sepenggal kisah nyata tadi magrib, semoga saudara-saudara Salaf yang lainnya juga bisa kembali turut andil menangkan Islam di bumi Indonesia ini... Amiin...

Sumber: (AY-Telajung-Cikbar/hs/www.pksciktim.org)

22 Responses to "Kisah Seorang Salafi Yang Menentukan Pilihannya Terhadap PKS"

  1. Admin tolong PM ke saya, itu sumberny dari mana ya? Karna itu kisah nyata saya

    BalasHapus
  2. maaf inisial AY tapi bukan Abu Yumna... karena untuk kisah ini ga cuma terjadi sekali saja, bahkan ada kisah nyata yang sama kebetulan satu tim sekarang bekerja di dakwah dengan kami di daerah Cikarang Utara, dgn inisial NS.

    makanya kami jaga kerahasiaan agar yg bersangkutan juga terjaga nama baiknya dikalangan salaf. jazakumullah khoiron katsiron..

    BalasHapus
  3. kalau memang benar adanya (saya berhusnuzhan saja thp artikel ini), maka ybs sudah tidak salafi lagi berarti, sudah berubah menjadi pks, simple saja, trus ? apa yang ingin dibanggakan dari seseorang yang tadinya istiqomah tiba2 karena 'ketakutan' lantas menceburkan diri ke dalam kubangan lumpur ? sama sekali tidak ada yang dibanggakan, afwan, saya selesai

    BalasHapus
  4. senyum aja.. ana.. mantan PKS dari 2002 hingga 2008.. dan.. yah.. kasihan kalian yang masih capek-capek berjibaku dengan partai.. Ana, dan ribuan mantan-mantan kader PKS yang lain.. Alhamdulillah.. sudah terpeluk hidayah indahnya menuntut ilmu.. ilmu Alloh bukan ilmu demokrasi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. masya Allah, sama seperti saya.. d

      Hapus
  5. PKS yang sekarang bukan partai islam lagi. PKS yang sekarang dah jadi partai sekuler.
    afwan.. ana ga pilih PKS.. :)

    BalasHapus
  6. Partai Kandang Sapi

    BalasHapus
  7. Yang berjuang lewat dakwah bagus.. saya tetap #pilihPKS untuk berjuang lewat jalur parlemen.

    BalasHapus
  8. Tidak ada pilihan partai yang lain pemilu kali ini selain PKS, walaupun dulu gak suka ma partai

    BalasHapus
  9. bismillah,
    setahu saya PKS memang partai yang sesuai dengan kriteria ustad atau ulama ... tapi yang dimaksud oleh para ulama dan para asatidzah salafy adalah pemimpinnya ... dan kami lihat jiwa kepemimpinan itu tidak pada Anis Mata. Karena itu insya allah mayoritas suara ikhwan salafy akan lari ke Prabowo Subianto. Karena melihat kredibilitas sang pemimpin, bukan dari partainya.
    Jadi sekali lagi, mohon maaf untuk PKS ... dan para veteran Laskar Jihad juga Insya allah akan menyumbangkan suara ke Pak.Prabowo ... melihat sumbangsih beliau dahulu ....wallahu'alam

    BalasHapus
  10. https://www.youtube.com/watch?v=Wys-YFFVjDM

    Obrolan Santai Menjelang Pemilu: Pilih Golput atau Nyoblos? - Dr. Muhammad Arifin Badri

    Banyak kaum muslimin yang bingung, dihadapkan dengan dua pilihan sulit menjelang masa pesta demokrasi, yaitu memilih untuk golput ataukah ikut mencoblos dalam pemilihan umum. Bagaimanakah pandangan Islam terkait hukum mencoblos dalam pemilu? Apakah para pemilih ikut menanggung dosa apabila calon terbaik yang ia pilih, ketika terpilih justru melakukan pelanggaran / dosa?
    Temukan penjelasan seputar masalah di atas pada video obrolan santai menjelang pemilihan umum (pemilu) tentang haruskah kaum muslimin mencoblos ataukah golput dalam pemilu? Bincang santai seputar pemilu ini menghadirkan Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, M.A. Semoga bermanfaat.

    BalasHapus
  11. Diperumahan saya wil cikarang selatan. Salafi dan PKS cukup harmonis. Kami sama-sama berlomba berdiri di shof pertama dalam shalat berjamaah. Kami juga berdiskusi seputar kebaikan lingkungan sampai ke masalah politik. Al hasil saudara di salafi siap mendukung pks. setidaknya ada 20 KK mereka siap membantu PKS dalam berjuang baik dalam pemilu terlebih dalam kebaikan dan kemaslahatan lingkungan perumahan

    BalasHapus
  12. Jika sudah yaakin bahwa Tauhid-lah yang akan mengembalikan Kejayaan Islam itu, bukanlah Demokrasi / Politik,,apalagi yg harus meragukan kita,akan Pertolongan Alloh yang penting kita sekarang mendidik keluarga kita dengan ISLAM yang benar,mengajarkan keTauhidan yg benar, Partai yg berToleransi dengan Kesyirikan/pelaku kesyirikan,apakah kita akan mengikutinya, Apakah itu Pilihan diantara pilihan yang buruk, MENDING PERGI JIHAD AJA SEKALIAN KE SURIAH PAS WAKTU NYOBOLS,,,POLITIK NO,,SUNNAH WAY YES,, Wallohu a' lam

    BalasHapus
  13. Saya pilih figur bukan partai.
    Kalau kebetulan ada figur yg layak di pks, bisa tegas dengan kesesatan syiah, saya akan dukung.

    BalasHapus
  14. Gak heran mas... di masjid toyota sunter yg jadi basis ikhwan salafy (yg afiliasi ke al-sofwah, bukan ust assewed ataupun jihadi) belakangan ini udah beberapa ustadz salafy yang menganjurkan jgn golput, mengingat ancaman syi'ah & JIL yg berlomba2 masuk parlemen. Hanya tidak spesifik merekomendasi coblos PKS, tapi silahkan pilih antara PKS, PPP & PBB. Justru anjurannya lebih berat ke PBB utk menyelamatkan dari ambang treshold. Mudah2an ukhuwah semakin erat, krn kedepan tantangan semakin berat.

    BalasHapus
  15. Rekan ane yg sepuh juga ikut salafy & bukan mantan PKS. pemilu2 lalu selalu golput, tapi minggu lalu tanya2 ke ane mengenai caleg2 PKS yg background-nya dari kalangan berakidah salaf. ada apa gerangan ya ? apakah segitu dahsyatnya ancaman caleg2 syiah & JIL ? hingga salafy merapat ke PKS ? strategi parpol sekuler merangkul syiah & JIL justru menguntungkan PKS? kayaknya PKS bakal dapat durian runtuh berupa dukungan dari kalangan salafy nih

    BalasHapus
  16. Udah..... gitu aja kok diributin!!! PEMILU itu LUBER... siapa saja berhak ikut.
    mau pilih PPP, PKS, PKB, PAN, PBB yg penting pilih partai ISLAM!!!
    jgan sampai org anti syariat ISLAM berkuasa

    BalasHapus
  17. hati-hati dalam memvonis seseorang, hanya karena masalah nyoblos kita menghukumi saudara kita keluar dari manhaj salaf, inikan khilaf dianatara para ulama, monggo ambil pendapat yang kita pahami itu lebih baik sesuai dengan bimbingan ulama tentunya, tidak berarti orang yang ikut nyoblos mengamini demokrasi karena mereka berpendapat dalam mengambil mashlahat dan madhorot. wallahu 'alam

    BalasHapus
  18. Ustadz Hayat Setiawan mengisyaratkan agar ikhwan salafy tetap memilih pada Pemilu, tidak boleh golput. Demokrasi (yang jelas bukan dari rahim Islam) adalah suatu hal, tapi Pemilu adalah hal lain. Memilih pada Pemilu bukan berarti setuju dengan demokrasi. Pemilu adalah pertimbangan maslahat & mudharat. Saat golput mendatangkan mudharat lebih besar, maka disitulah Pemilu dibolehkan. Tahu dari mana golput bakal mudharat? kok kayak peramal aja? hanya bisikan syaithan belaka ( spt nasihat ust Yazid)? Tidak, sebab-akibat adalah rahmat dari Allah utk manusia agar dipermudah dlm menentukan pilihan. Sebab-akibat adalah memperhatikan ayat kauniyah, tidak diharamkan. Sebab-akibat bukan berarti mandahului takdir. Hukumnya sama dengan mempelajari statistik, forecasting, dsb.

    BalasHapus

Tinggalkan Pesan Anda: