Siapakah Kita Manusia yang Berani Menghujat Poligami yang Tuhan Ridhoi?


وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (Annisa :3)

Masalah Poligami memang sering di pertentangkan.Tidak jarang,bahkan bagi yang muslim/muslimah sendiri menghujat pelaku poligami.Bahkan di kompasiana ini,para islamphobia dan kaum sekuler membuat artikel-artikel yang menyudutkan poligami.

Banyak yang mempertanyakan kenapa poligami selalu di bandingkan dengan pelaku zina atau “tukang jajan”. Kenapa pelaku poligami tidak diperbandingkan dengan pelaku monogami?
Pelaku Poligami dan Monogami tidak akan bisa diperbandingkan kalau memakai ukuran agama,kedua-duanya adalah bagus karena sesuai syariah. Tentu saja kalau memakai ukuran “pikiran manusia” kita akan cenderung lebih menghargai pelaku monogami karena bisa setia pada satu pasangan. Tapi bisakan kita menjawab pertanyaan “apakah pelaku monogami sudah pasti lebih bahagia pernikahannya dibandingkan pelaku monogami?”

“apakah monogami akan pasti membuat perkawinan langgeng dan kalau poligami perkawinannya akan berantakan?”

“?”Apakah pelaku monogami lebih bertanggung jawab dibandingkan pelaku poligami

Jawabannya akan subjektif,

Tapi mari berpikir pakai logika,seseorang yang melakukan poligami justru karena takut berzina. Bisa saja dia tetap monogami tapi di luaran selalu “jajan” atau mempunyai istri simpanan seperti banyak para pejabat kita. Tapi seseorang yang melakukan poligami justru jujur terhadap “kekalahannya akan nafsu khususnya kepada wanita” dan Tuhan ternyata maha besar dan tahu akan kelemahan hambanya,memberikan “jalan ” yang di ridhoi-Nya yaitu Poligami daripada hamba-Nya yang kalah atas nafsunya tadi melakukan Zina yang merupakan salah satu dosa besar yang bahkan ancamannya adalah di rajam sampai mati.

Bukan berarti Tuhan menyuruh poligami,justru poligami syaratnya sangat sulit yaitu bisa berlaku adil, kalau ada yang mengatakan manusia mustahil bisa berlaku adil, Kenapa Tuhan masih memperbolehkan? Kalau manusia sudah pasti dianggap tidak bisa berlaku adil,pasti poligami sudah di larang secara nash.

Jadi,Siapakah kita manusia yang berani menghujat poligami yang Tuhan ridhoi?

Kenapa poligami selalu diperbandingkan dengan zina,jajan PSK atau punya simpanan?

Karena banyak manusia munafik yang dengan lantang menentang poligami dan membanggakan dirinya yang bisa monogami tapi diam-diam sering ” jajan” atau malah punya simpanan.Anehnya, masyarakat malah lebih menerima praktek kemunafikan ini.

Ingat hukuman terhadap poligami bisa saja kucilan dan cibiran dan masyarakat tapi di ridhoi Tuhan, para pelaku monogami yang diam-diam “jajan” atau punya istri simpanan bisa saja tidak mendapat sanksi dari masyarakat atau di maklumi tapi dari Tuhan sudah jelas, dosa besar dan di dunia di rajam sampai mati.

Negara kita memang bukan negara islam,tapi kita juga jangan sampai terjebak opini yang dikembangkan kaum sekuler yang menginginkan negara ini menjadi negara sekuler. Kita bukan negara islam tapi yang pasti kita negara beragama. Pemerintahan kita punya departemen agama,bahkan pembukaan Undang-undang dasar kita menetapkan sila pertama adalah “Ketuhanan”. Jadi hukum Tuhan seharusnya tidak akan pernah bisa dilecehkan atau di hujat,paling tidak,tidak akan pernah bertentangan dengan hukum negara.

Sekali lagi,poligami tidak akan bisa diperbandingkan dengan monogami,karena keduanya “perkara halal”, Kita,termasuk saya sendiri bisa saja lebih condong dan menghargai monogami.Tapi yang pasti kita tidak berhak menghakimi apalagi menghujat poligami yang di ridhoi Tuhan.

Yang pasti saya yang insya Allah akan tetap monogami sampai ajal,jauh menghargai dan menghormati pelaku poligami yang saya tahu dengan jujur mengaku kalah akan nafsu dunawi khususnya terhadap wanita dan menyalurkannya lewat jalan yang di ridhoi Tuhan,yaitu Poligami daripada yang Monogami tapi diam-diam punya simpanan. Penghargaan dan penghormatan saya tidak akan terpengaruh karena status mono atau poligami seseorang,tapi akan sangat berpengaruh terhadap pelaku zina karena sudah jelas di kecam Tuhan juga.

sebagai bahan renungan,

Siapakah kita manusia yang berani menghujat poligami yang Tuhan ridhoi?


0 Response to "Siapakah Kita Manusia yang Berani Menghujat Poligami yang Tuhan Ridhoi?"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: