BELAJAR DARI LAUT


HM. ADIH AMIN,Lc. MA
Ia lelaki yang telah menjalani hidup setengah abad lamanya. Hatinya gundah, cobaan, ujian dan rintangan yang datang silih berganti seolah roda yang berputar tiada henti,  diapun duduk ditepi laut, asyik menatap indahnya pemandangan lepas dilautan luas. Ombak yang terus bergerak ditiup angin, pasir putih yang diayun oleh air, karang yang kokoh menjadi hiasan laut yang indah. Lautan luas memberi  inspirasi dan masuk dalam pikirannya dan menelurkan buah pikir sambil bergumam “betapa tenang alam ini, semua menjadi  begitu bermakna. Gerakan air yang tiada henti membuat diri ini harus mengambil hikmah dibalik keajaiban alam yang bernama air. Semua gerakan alam menyimpan sejuta makna dibalik kemaha segalanya penguasa alam ini, ”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?( QS. Al-anbiya :30)

Pikirannyapun mulai mengembara, menyusun untaian kata demi kata yang  terus mengalir laksana air. Pandangan matanya menerawang setiap sudut, dan setiap melihat benda, didapat hikmah yang dapat menguatkan jiwanya. Iapun mendengar suara burung dan menengok ke atas, ditatapnya kepak sayap burung yang terus bergerak membawa terbang badannya yang besar . Sempurna ciptaan yang tidak pernah tertandingi oleh ciptaan siapapun selain Dia yang maha pencipta. “Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” ( QS. Annur : 45)
Belajar dari laut, ya, aku ingin belajar dari laut yang luas  ini, air yang terus mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah, dari hulu sungai menuju kehilir dan semua tumpah dilautan luas memberi arti kepadaku, betapa laut adalah tempat yang rendah sehingga air mengalir kepadanya. Kerendahan hati adalah tempat bersemayamnya wibawa dan kemulyaan diri. Air juga terus mengalir sehingga kelihatan begitu bersih dan segar. Seperti pikiran yang terus berpikir tentang kebaikan, ia akan tampak bersih dan terhindar dari pikiran negatif  karena semua energy pikiran dialirkan kepada hal-hal positif dan tidak ada tempat untuk diam dan berfikir negatif. Air juga menumbuhkan pepohonan yang kering dan layu, dating air, datang kesegaran dan kehidupan bagi pohon. Begitu juga jiwa ini, akan terus segar dan bergairah ketika disirami dengan ibadah yang sudah menjadi kebutuhan jiwa ini. Air juga mampu bekerja sama dengan angin sehingga menjadi gumpalan mendung dan menurunkan hujan yang menjadi harapan petani diladang setelah sekian lama menanti hujan untuk kehidupannya. Sudah semestinya fisik, pikiran dan jiwa ini menyatu dalam diri dan menghasilkan  sinergi untuk  dapat memberikan kebaikan kepada diri ini. Bekerja sama antara fisik, pikiran dan jiwa yang dapat menghasilkan kebaikan pada diri, belumlah cukup, karena aku tidak hidup sendiri, tapi aku juga haris bisa bekerja sama dengan orang lain karena keterbatasan kemapuan tenaga dan pikiran. Aku yakin saat aku dan orang lain bisa mewujudkan kerja sama, maka akan bisa melakukan banyak hal dan bisa menyelesaikan kerja-kerja besar untuk sebuah perubahan besar kearah yang lebih baik” begitu gumamnya yang memancarkan wajah penuh keceriaan.
Aku juga bisa belajar dari pepasiran yang aku lihat ditepian laut. Pasir putih yang begitu bersih dan kelihatan indah. Anak-anak kecil nan polos asyik bermain dengan pasir bersih dan tidak ada rasa jijik. Pasir putih dan bersih, kenapa ? karena ia selalu dicuci oleh sapuan air laut. Gelombang ombak yang menyapu pepasiran ditepian pantai menjadikan pasir bersih dan menghilangkan benda-benda yang akan merusak keindahannya. Begitu juga hati ini, sudah semestinya ia bersih seperti pasir dilautan. Hati yang bersih dan suci akan menjadi titik tolak semua amal kebaikan, sumber dari niat baik dan inspirasi pikiran- pikiran baik”. pikirannyanya semakin mantap dalam menentukan jalan hidupnya
Karang yang kokoh walau ombak terus menghantam, tidak peduli besar atau kecil, adalah pelajaran yang berarti kepada jiwa ini agar tidak pernah goyah walau persoalan demi persoalan. Tidak ada tempat untuk lari walau masalah demi masalah datang silih berganti seperti ombak yang terus menghantam karang, ia tetap berdiri tegak. Dengan berbekal keyakinan, bahwa masalah tidaklah lebih besar dari kemampuan yang aku miliki, aku yakin semua akan bisa diselesaikan, asal tetap sabar seperti kesabaran karang hingga dia terus terlihat walau dari kejauhan.
Di dasar lautan ada pemandangan yang sangat  indah, ikan dengan segala bentuk dan warnanya yang indah dan mutiara yang selalu menjadi perhiasan yang indah, mengajarkan kepadaku betapa dasar diri ini yang bernama hati semestinya tempat bersemayam segala keindahan : keindahan niat yang akan menhasilkan mutiara kata dalam berucap, hikmah dalam bertindak, bijak dalam keputusan.
Sungguh, setiap yang engkau ciptakan ya Allah, menyimpan sejuta pelajaran yang akan menjadi pedoman hidup dalam meniti hari-hari penuh arti sebagaimana yang engkau katakana dalam kitab suci-Mu “ maha suci Engkau yang telah menciptakan ini semua tidak sia-sia, maka jagalah diri kami dari siksa api neraka” sambil mengakhiri pengembaraan pikirannya, iapun bergegas pulang setelah mentari sore menyapa seolah akan mengatakan “selamat tinggal hari ini” dengan penuh semangat, ia jalani segala kemungkinan yang akan dihadapi dihari yang masih terbuka lebar untuk menjadikan dirinya sukses.

HM. ADIH AMIN,Lc. MA

0 Response to "BELAJAR DARI LAUT"

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Anda: